Ikuti Kami

Banteng Subang Minta Pemda Perbaiki Pintu Air Kalen Balong

"Mohon dalam perencanaan pembangunan apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat karena mereka tahu yang menjadi kebiasaan di sini".

Banteng Subang Minta Pemda Perbaiki Pintu Air Kalen Balong
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Subang Niko Rinaldo saat meninjau kerusakan pintu air di Kampung Kalen Balong.

Subang, Gesuri.id - Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Subang Niko Rinaldo meminta pemerintah daerah segera menindaklanjuti kerusakan pintu air di Kampung Kalen Balong.

Baca: Anies Terbitkan Sergub Soal Rokok, Picu Polemik Lebih Luas !

Karena, lanjutnya, bukan hanya untuk satu desa namun untuk desa lainnya yang merasakan dampaknya.

"Mohon dalam perencanaan pembangunan apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat karena mereka tahu yang menjadi kebiasaan di sini, agar jadi bahan pertimbangan," ucapnya, Kamis (14/10).

Menurutnya, masyarakat pantura umumnya juga mengharapkan penanganan untuk jangka pendek maupun jangka panjang terkait musibah banjir yang menghantui masyarakat pantura.  

Sehingga, lanjut Niko, dari sisi teknis perencanaan tidak hanya dari atas, tapi juga agar dipertimbangkan aspirasi dari bawah. "Semoga itu direalisasikan segera," pintanya. 

Masyarakat minta pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Subang untuk memperbaiki pintu air yang rusak di Kampung Kalen Balong, Desa Pangarengan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Permintaan masyarakat ini karena was-was saat musim penghujan di daerahnya akan mengalami kebanjiran parah. Parahnya tidak hanya satu desa, namun terhadap lima desa lainnya.

Menurut warga setempat, Roni (45), pintu air ini fungsinya untuk menahan air yang mengalir dari Sungai Cipunagara yang akan masuk ke pesawahan di daerahnya di saat musim penghujan.

"Kalau ini (pintu air) tidak tertutup, otomatis akan terjadi banjir, baik daerah hunian maupun pesawahan," ucapnya saat di lokasi, Rabu (14/10).

Pintu ini, kata dia, kalau difungsikan semakimal mungkin sebelum musim penghujan, kemungkinan tidak terjadi banjir parah. "Jadi fungsinya sangat bermanfaat bagi masyarakat," ucapnya.

Sebab, lanjutnya, bila pintu air tersebut dibiarkan rusak, berpotensi banjir seperti sebelumnya di enam desa. Enam desa itu, yakni Desa Pangarengan, Desa Bobos, Desa Karangmulya, Desa Mundusari, Desa Rancadaka dan Desa Patimban. "Yang terdampak bisa mencapai ribuan hektar," ucapnya.

Baca: Anies Harus Sering Baca Aturan Biar Tak Terkesan Bodoh

Untuk itu, ia dan masyarakat lainnya memohon kepada pemerintah daerah melalui Dinas PUPR Kabupaten Subang untuk membuat pintu air permanen.

"Tekanan air cukup tinggi, sehingga perlu daun pintu air dari besi atau baja, kalau dari fiber tidak akan kuat. Karena yang dari fiber rusak begitu kena tekanan air dari kali," ucapnya. Dilansir dari lampuhijaucom.

Quote