Ikuti Kami

Bila Biden Menang, Tiongkok & Rusia Pun Menang

Kemenangan Biden-Kamala akan membahagiakan rakyat AS dalam waktu singkat, atau bahasa kerennya "Temporary Euphoria". 

Bila Biden Menang, Tiongkok & Rusia Pun Menang
Calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dan Calon Presiden dari Partai Republik Donald Trump.

Jakarta, Gesuri.id - Kader PDI Perjuangan Ronas Pardianto punya analisis khusus tentang hasil Pilpres Amerika Serikat (AS).  

Mantan Ketua DPN REPDEM PDI Perjuangan Bidang Hubungan Luar Negeri, itu mengungkapkan, perhitungan suara hingga saat ini menunjukkan Joe Biden unggul dari Donald Trump. 

Menurutnya, kemenangan Biden-Kamala akan membahagiakan rakyat AS dalam waktu singkat, atau bahasa kerennya "Temporary Euphoria". 

Baca: Dua Pilihan Bagi Trump, Bergandeng Tangan Atau Perang!

"Sebelum mereka (rakyat AS) tersadar, bahwa sesungguhnya kemenangan Biden adalah kekalahan AS, karena yang sesungguhnya menang bukanlah Biden tetapi Xi Jinping & Vladimir Putin, bukan AS nya tetapi Tiongkok & Rusia," ujar Ronas, baru-baru ini. 

Ronas menyatakan, saat Biden duduk sebagai Presiden AS itulah, kekuatan hegemoni Tiongkok dan Rusia semakin mendunia. 

Dalam konteks "Balancing Power", sambungnya, Indonesia sendiri akan menghadapi kesulitan hegemoni tersebut, terlebih "Cultural Dialectic"nya. 

"Dan seperti biasa, Partai Demokrat AS sebagai partai tempat Biden bernaung, akan membantu Indonesia, dengan tanda kutip," ujar Ronas. 

Terkait kemungkinan Biden rasis atau gemar gunakan isu SARA, Ronas mengatakan Partai Demokrat AS memang dikenal lihai dalam menciptakan benturan SARA di banyak negara melalui proxies nya. 

"Masalahnya adalah Tiongkok & Rusia modern berbeda dengan masa lalu, kedua negara ini juga telah memiliki kekuatan Anti-Proxies. Ini yang tidak dimengerti Partai Demokrat AS," ujar Ronas. 

Karena, sambung Ronas, berbeda dengan Partai Republik AS yang memiliki pengalaman dan tradisi peperangan, Partai Demokrat AS tak memilikinya. 

Baca: Repdem Sumsel Laporkan Komisioner KPUD & Bawaslu Ogan Ilir

"Karena penari hanyalah menari, bukanlah seperti kata Harrison Ford di sebuah film, 'I don't dance'. Maka potensi proxies akan tumbuh subur, gagal memasuki Beijing & Moskow, sebaliknya terpental ke sepanjang kawasan Asia Tenggara dan Eropa Timur," ujar Ronas. 

Keahlian Partai Demokrat AS yang cuma mengandalkan proxies nya itulah, yang membuat China dan Rusia memenangkan kompetisi.  Sebab, kedua negara itu telah memiliki penangkal bagi proxies AS di seluruh dunia. 

"Sedangkan keahlian untuk berperang atau invasi militer tak dimiliki Partai Demokrat. Maka, hegemoni Rusia dan Tiongkok pun makin kokoh di dunia," ujar Ronas.

Quote