Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto, meminta keseriusan pemerintah menangani permasalahan impor baju bekas di Indonesia.
"Kita memang juga meminta keseriusan daripada pemerintah. Satgas sudah dibuat, sudah dijalankan, sidak sudah dijalankan, tapi setelah sidak berjalan lagi, masuk lagi (baju bekas impor)," katanya dalam program Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Selasa (28/10/2025).
Darmadi lantas mengungkapkan data barang impor masuk ke Indonesia yang diperolehnya.
"Saya mencatat angka bahwa tahun 2023 sampai 2024 itu ada kenaikan dua kali lipat itu yang barang masuk impor, masuk ke Indonesia, dari 12,85 ribu ton, kemudian naik dua kali lipat kenaikannya," bebernya.
Darmadi menceritakan dirinya pernah mengikuti inspeksi mendadak (sidak) sebelas gudang di Bandung, yang mana dalam sidak itu ditemukan belasan ribu balpres atau pakaian bekas dalam karung.
Namun, ia mengatakan produk-produk baju bekas impor masih terus masuk kembali ke Indonesia.
"Bahkan saya dapat kabar waktu kami habis sidang di sidak di Bandung itu, hari ini sidak, besoknya datang tronton masuk barang lagi ke gudang yang sama," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia meminta keseriusan pemerintah dalam menangani masalah impor baju bekas ini agar tidak merugikan industri dalam negeri.
"Karena ini luar biasa pengaruhnya (pada industri dalam negeri). Jadi jangan kita berbicara mengenai berdikari, berdiri atas kaki sendiri dalam bidang ekonomi, tetapi yang terjadi adalah kita berlutut sebetulnya sekarang, kedaulatan ekonomi itu sudah enggak ada," katanya.
Darmadi terutama menyorot mengenai penegakan hukum yang masih lemah.
"Sudah banyak sekali aturannya dibuat sebetulnya. Memang ini masalahnya di implementasi. Jadi implementasi penegakan hukumnya yang lemah," ucapnya.
Darmadi mengatakan dirinya mencurigai adanya satu sindikat atau mafia penyelundup baju bekas impor.
"Waktu kami sidak itu ada tujuh importir yang terlibat, disebutkan di sana. Tetapi enggak pernah kita lihat muncul di lapangan siapa tujuh importir ini, yang melakukan impor baju bekas ini, dan kemudian ya hilang begitu saja beritanya," tuturnya.

















































































