Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi ll DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, menjelaskan alasan pencopotan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul dari jabatan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah.
Menurutnya, keputusan itu diambil karena kesibukan Bambang Pacul sebagai Wakil Ketua MPR RI.
"Karena kesibukan beliau sebagai Wakil Ketua MPR sedang tinggi-tingginya terkait berbagai rancangan kebijakan yang sedang dirancang di level DPR," kata Deddy, dikutip pada Jumat (22/8/2025).
Ia menambahkan, di tengah kesibukan tersebut, PDI Perjuangan juga harus menyiapkan rangkaian konsolidasi pasca-Kongres di berbagai daerah.
"Sementara dalam waktu dekat akan ada proses konsolidasi pasca-Kongres di daerah-daerah yang juga mengharuskan DPP Partai turun ke daerah-daerah di seluruh Indonesia," ujarnya.
Deddy juga menilai Bambang Pacul memiliki tugas yang lebih luas karena dipercaya mengampu beberapa provinsi sekaligus, bukan hanya Jawa Tengah.
"Dengan demikian, Mas BP Pacul lebih leluasa mengatur waktu dan membagi perhatian selain di Jawa Tengah juga di daerah lain seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan lainnya," ucap Deddy.
Jawa Tengah sendiri merupakan basis massa penting bagi partai berlambang banteng moncong putih itu. Bambang Pacul sudah lama menjabat Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng dan dikenal memiliki pengaruh luas di wilayah tersebut.
Julukan “Pacul” atau cangkul dalam bahasa Jawa disematkan kepadanya oleh kader PDI Perjuangan, menandakan latar belakangnya sebagai putra petani dengan basis massa kuat di daerah.
Selain itu, Bambang Pacul kini juga mengemban tugas sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 2024–2029. Politikus senior yang menjadi anggota DPR RI sejak 2004 itu memiliki peran penting dalam menjaga kemenangan PDI Perjuangan di Jawa Tengah pada berbagai pemilu.
Alumni Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut sebelumnya sempat mendapat teguran dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat Kongres PDI Perjuangan di Bali bulan lalu. Saat itu, Megawati menyoroti kepemimpinan PDI Perjuangan yang dinilai kurang melibatkan akar rumput dan terlalu fokus pada retorika dibanding hasil nyata.