Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, mengisi dialog interaktif Radio FM Beranda NKRI dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Kabupaten Nunukan, baru-baru ini.
Dalam perbincangan hangat yang dipandu penyiar Meri, Deddy membahas berbagai isu strategis mulai dari RUU Masyarakat Adat hingga infrastruktur perbatasan.
“Dulu saya dengar radio. Untuk berita ada Tri Jaya atau Elsinta. Kalau hiburan dengar Prambors. Pokoknya dulu kan tidak banyak pilihan seperti sekarang. Radio jadi salah satu pilihan utama,” kata Deddy, dikutip Minggu (16/11/2025).
Memasuki isu utama, Deddy menjelaskan perkembangan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat yang saat ini menjadi perhatian publik, terutama komunitas adat di Kalimantan Utara.
"Saya dapat amanah dari 11 Lembaga Adat di Malinau untuk memperjuangkan RUU ini. Sebuah penghormatan sekaligus tanggung jawab besar,” ujarnya.
Ia menegaskan pengesahan RUU tersebut memerlukan dukungan lintas fraksi dan pemangku kepentingan.
Dalam dialog tersebut, penyiar Meri juga menyinggung pembangunan infrastruktur perbatasan, termasuk progres jalan tembus Semamu di Krayan. Menanggapi hal itu, Deddy memberi penjelasan detail.
“Jalan Semamu satu dan dua nilainya 700 miliar lebih. Kalau tendernya selesai, bisa langsung dikerjakan awal tahun depan,” jelasnya.
Deddy menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur di perbatasan merupakan kebutuhan mendesak karena berfungsi sebagai jalur strategis layanan publik serta mobilitas masyarakat. Isu ini juga mendapat respons dari pendengar yang berkesempatan menyampaikan pertanyaan langsung ke ruang siaran.
Beragam topik muncul dari masyarakat, mulai dari sengketa tanah, beasiswa pendidikan, hingga penambahan kuota Akmil dan Akpol. Menanggapi hal tersebut, Deddy menegaskan pentingnya aturan yang jelas.
“Untuk penambahan kuota Akmil itu sudah ada aturannya, misalnya mempertimbangkan populasi dan anggaran. Yang tidak boleh itu kalau kuota Kaltara dipakai orang luar,” ungkapnya.
Di akhir dialog, Deddy memberikan apresiasi atas peran Radio Beranda NKRI sebagai media lokal yang konsisten menyebarkan informasi di wilayah perbatasan. Ia turut mendorong dukungan dari berbagai pihak.
“Ayo dong dunia usaha pasang iklan. Pemerintah juga pasang iklan. Biar radio ini terus berkembang,” tegasnya.
Dialog selama hampir satu jam ini berlangsung dinamis dan mendapat respons positif dari masyarakat yang mengikuti melalui siaran radio maupun platform digital Beranda NKRI.

















































































