Ikuti Kami

DPRK Nagan Raya Rizki Julianda: 80 Persen Dana CSR Untuk Pembangunan Masjid Giok Langgar Aturan

Rizki Julianda: Saya tekankan, saya bukan anti masjid dan bukan anti agama.

DPRK Nagan Raya Rizki Julianda: 80 Persen Dana CSR Untuk Pembangunan Masjid Giok Langgar Aturan
Politisi muda PDI Perjuangan sekaligus Anggota Komisi III DPRK Nagan Raya, Rizki Julianda.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi muda PDI Perjuangan sekaligus Anggota Komisi III DPRK Nagan Raya, Rizki Julianda, mengeluarkan pernyataan keras menanggapi rencana penggunaan 80 persen dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pembangunan Masjid Giok di daerahnya.

Ia menilai kebijakan tersebut tidak tepat dan berpotensi melanggar aturan.

“Saya tekankan, saya bukan anti masjid dan bukan anti agama. Tapi dana CSR itu amanah undang-undang dan qanun. Dana itu untuk pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan, bukan untuk proyek megah seperti Masjid Giok,” tegasnya, Selasa (14/10/2025).

Alih-alih memakai dana CSR, Rizki justru menantang seluruh anggota DPRK Nagan Raya, termasuk dirinya, untuk memotong dana pokok pikiran (pokir) demi membangun Masjid Giok secara sah dan bermartabat.

“Kalau memang niatnya ibadah dan ingin berbuat untuk umat, mari kita buktikan! Potong semua pokir kita (seluruh pimpinan dan anggota DPRK Nagan Raya) untuk Masjid Giok. Saya siap pokir saya dipotong tahun depan, bahkan sampai 2029 saya rela tidak punya pokir, asal semua anggota dewan ikut!” ujarnya.

Menurut Rizki, langkah ini merupakan solusi konkret agar pembangunan Masjid Giok tetap berjalan tanpa menyalahi ketentuan penggunaan dana CSR. Ia bahkan membeberkan estimasi nilai pokir yang dapat dikumpulkan jika seluruh anggota DPRK sepakat.

“Satu anggota dewan punya pokir sekitar Rp1 miliar, dikali 22 anggota itu sudah Rp22 miliar. Ditambah tiga pimpinan DPRK sekitar Rp8 sampai Rp9 miliar, total sekitar Rp30 miliar. Kalau seluruh dewan sepakat, uang itu cukup untuk membangun Masjid Giok tanpa harus mengganggu dana CSR,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rizki menegaskan bahwa langkah tersebut akan menunjukkan komitmen nyata DPRK Nagan Raya dalam mendukung program keagamaan dan pembangunan yang dicanangkan Bupati Nagan Raya, Dr TR Keumangan, tanpa melanggar aturan yang berlaku.

“Saya dukung penuh program Bupati membangun Masjid Giok. Tapi jangan korbankan aturan. Kalau mau bukti dukungannya tulus, ayo potong pokir, bukan potong CSR!” tegas Rizki.

Ia juga menyoroti sejumlah pihak yang menurutnya berbicara tanpa memahami dasar hukum dan regulasi terkait penggunaan dana CSR.

“Jangan asal nantang tapi tidak baca regulasi. Dana CSR itu ada aturan mainnya. Jangan sampai niat baik justru menabrak hukum,” ujarnya.

Menutup pernyataannya dengan nada menantang, Rizki kembali menegaskan kesiapannya berkorban demi terwujudnya Masjid Giok, asalkan semua pihak ikut berkomitmen secara adil.

“Kalau benar semua ingin Masjid Giok berdiri megah, beranilah berkorban dan kita bangun masjid yang kita cintai ini bersama-sama. Jangan hanya bicara. Buktikan dengan tindakan, potong pokir, bukan potong aturan!” pungkasnya.

Quote