Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi ll DPR RI, Aria Bima, mengajak seluruh elemen bangsa untuk merenungkan kembali perjalanan panjang Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang telah berlangsung lebih dari dua dekade.
Dalam pernyataannya, Aria Bima menyoroti masih banyaknya persoalan di Papua yang belum terselesaikan, termasuk luka sosial dan janji pembangunan yang belum ditepati.
“Kawan-kawanku sekalian, mari kita sejenak duduk bersama, membuka hati dan pikiran untuk sedikit merenung satu bagian penting dari tubuh bangsa kita, yaitu Papua. Sudah lebih dari dua dekade, Papua menyandang predikat autonomi khusus, namun sampai hari ini masih banyak luka yang belum terobati, masalah yang belum tuntas dan janji yang belum ditepati,” kata Aria Bima, dikutip pada Sabtu (2/8/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Aria Bima menanggapi perbincangan nasional terkait penunjukan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebagai Ketua Badan Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Belakangan ini rame perbincangan nasional di media sosial, di media mainstream, di media online tentang penunjukan Wakil Presiden Gibran Rakabumi Raka sebagai Ketua Badan Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua oleh Presiden Prabowo Subianto. Ada yang menyambut baik, ada pula yang mengkritisi sebagai insan yang ingin Papua maju bersama Indonesia,” jelasnya.
Aria Bima mengaku baru saja mengunjungi Merauke dan memilih untuk bersikap netral dan adil dalam menyikapi beragam persepsi publik atas penunjukan tersebut.
“Belum lama saya ke Merauke, saya memilih posisi netral dan adil dalam melihat persepsi publik tentang pro dan kontra yang saya baca di media. Saya tegaskan sepanjang penugasan tersebut benar-benar fungsional dan tulus untuk kemajuan Papua, tentu patut didukung. Bukan karena pertimbangan pragmatis apalagi politis jangka pendek,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan publik agar tidak mengabaikan capaian yang telah diraih Papua selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, serta memperhatikan besarnya dukungan terhadap Gibran di Papua.
“Jangan juga kita meremehkan kemajuan Papua hari ini yang tentu tak lepas dari 10 tahun Presiden Joko Widodo membangun Papua dan Gibran memang cukup populer di sana,” lanjut Aria Bima.
Ia pun berharap Gibran dapat menjadi katalis dalam mengatasi ketimpangan yang masih membayangi wilayah tersebut.
“Pijasadi pakai Presiden Gibran Raka Bumi kelak mampu menjadi katalis yang menyelesaikan persoalan ketidak setaraan yang selama ini membayangi. Atau sebaliknya, siapa tahu Papua bisa menjadi wilayah yang sepenuhnya berhati Indonesia 100% tanpa keraguan,” ungkapnya.
Namun, Aria Bima juga mengingatkan agar seluruh pihak tidak cepat puas dengan narasi besar yang hanya terdengar dari pusat kekuasaan.
“Namun kita juga harus ingat, jangan mudah puas dengan narasi besar yang seringkali hanya terdengar di Jakarta,” pungkasnya.