Ikuti Kami

Edy Wuryanto Tekankan Penguatan Strategi Penanggulangan DBD

Hingga Mei 2025, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 56.000 kasus DBD dan 250 kematian.

Edy Wuryanto Tekankan Penguatan Strategi Penanggulangan DBD
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, mengatakan bahwa dengue bukanlah isu baru, namun masih menjadi persoalan yang berulang dengan tren peningkatan setiap tahunnya.

Hingga Mei 2025, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 56.000 kasus DBD dan 250 kematian.

Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar

Angka ini menunjukkan perlunya penguatan strategi penanggulangan di berbagai lini, termasuk edukasi dan peningkatan kualitas layanan kesehatan dasar.

Menurut Edy, strategi nasional pengendalian dengue harus diwujudkan dalam aksi nyata, mulai dari pengendalian vektor, deteksi dini, pengobatan, hingga pemanfaatan inovasi teknologi seperti Wolbachia dan insektisida ramah lingkungan.

Gerakan 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang, dan upaya tambahan lainnya) harus menjadi kebijakan kolektif yang terus digalakkan secara masif oleh semua pihak, termasuk DPR.

Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta kolaborasi masyarakat sipil, pembentukan Presidium Kaukus Kesehatan dan Kobar Lawan Dengue diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya eliminasi dengue dan transformasi sistem kesehatan nasional menuju arah yang lebih responsif dan preventif

Seperti diketahui Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)masih menjadi ancaman serius di Indonesia dan global. Lebih dari 3,9 miliar orang di dunia berisiko terinfeksi.

“Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah kasus tertinggi, bersama Brasil, Kolombia, Meksiko, Peru, dan Vietnam,” kata Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono. 

Dante mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap nyamuk sebagai vektor penyakit mematikan.

Tahun 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, menargetkan zero dengue death pada 2030.

Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!

Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah, mulai dari program satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik), fogging, inovasi nyamuk Wolbachia, hingga pengembangan vaksin dengue.

“Namun semua ini tidak akan berhasil tanpa dukungan lintas sektor, termasuk peran aktif DPR RI dan masyarakat,” ujarnya.

Dante mengatakan bukan hewan buas yang menjadi penyebab kematian terbanyak, melainkan nyamuk. Gigitan nyamuk, meski tampak sepele, bertanggung jawab atas jutaan kematian setiap tahunnya.

Quote