Ikuti Kami

Ganjar Komitmen Naikkan Anggaran Riset hingga Optimalisasi SDA

Riset dan inovasi menjadi kunci suksesnya pembangunan di Indonesia.

Ganjar Komitmen Naikkan Anggaran Riset hingga Optimalisasi SDA
Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Jakarta, Gesuri.id - Riset dan inovasi menjadi kunci suksesnya pembangunan di Indonesia. Untuk itu, bakal calon presiden Pemilu 2024, Ganjar Pranowo, menyatakan bahwa dirinya siap menaikkan anggaran negara untuk kepentingan pengembangan riset hingga 1 persen dari PDB.

Hal itu disampaikan Ganjar saat menghadiri Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Makassar, Sabtu (4/11). 

Di hadapan para cendekiawan itu, Ganjar mengatakan bahwa riset masih belum menjadi prioritas negara saat ini.

Baca: Dukung Ganjar-Mahfud Team Relawan Siber Sapa Warga Malang

“Buktinya, anggaran untuk riset kita itu belum ada satu persen, baru nol koma sekian persen. Dan jika dibandingkan dengan negara lain, kita kalah jauh,” ujarnya.

Untuk itu, politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, jika terpilih nanti, pihaknya akan menaikkan anggaran riset minimal 1 persen dari PDB. Dengan anggaran itu, riset di Indonesia bisa berjalan dengan optimal. Anggaran itu akan digunakan untuk menggerakkan perguruan tinggi, kampus dan pemerintah menggenjot riset dan inovasi dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan bangsa.

“Misalnya kita bicara potensi green energy dan blue energy. Itu kan potensinya besar banget dan belum dikelola secara optimal sampai saat ini. Tapi bagaimana caranya agar kita bisa mengelola potensi itu dengan baik, ya dengan riset,” tegasnya.

Belum lagi soal pangan yang selama ini masih menjadi masalah. Dengan riset yang kuat, maka Indonesia bisa menjadi negara maju sebagai penghasil pangan terbesar di dunia.

“Masa sih kita tidak bisa buat bibit unggul, buat produk beras misalnya, bisa optimal dan cukup untuk pemenuhan pangan kita tanpa harus impor. Tugaskan saja perguruan tinggi misalnya IPB atau lainnya untuk meriset. Para cendekiawan ICMI terlibat. Saya yakin pasti bisa,” terangnya.

Memang, lanjut Ganjar, butuh waktu tidak sebentar untuk mewujudkan itu. Selain itu, anggaran yang diinvestasikan juga tidaklah kecil. Menurutnya, asal ada kemauan, anggaran riset bisa dinaikkan.

Selain kenaikan anggaran riset, Ganjar juga memaparkan pentingnya pembangunan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, dalam hal ini pendidikan menjadi kunci untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

“Maka harus ada peningkatan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan yang memadai di Indonesia Timur, agar anak-anak kita mudah mengakses pendidikan. Melihat fakta-fakta ini, maka penting bagi negara melakukan tindakan afirmasi untuk peningkatan SDM di wilayah Timur,” tegasnya.

Menurut Ganjar, tindakan afirmasi itu dapat dilakukan dengan menggelontor anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur pendidikan. Juga, tindakan lain seperti pemberian beasiswa bagi mereka yang berprestasi untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

“Maka salah satu program kerja saya adalah satu keluarga miskin satu sarjana. Dengan program itu, maka SDM di Indonesia khususnya wilayah Timur akan unggul, sekaligus untuk memutus rantai kemiskinan di masyarakat. Karena kami yakin, kemiskinan hanya bisa diselesaikan melalui pendidikan,” tegasnya.

Lebih lanjut, optimalisasi sumber daya alam di wilayah Timur Indonesia juga harus dilakukan. Selama ini, Indonesia Timur terkenal sebagai pemasok mineral terbesar di dunia.

Baca: Abdy Jelaskan Kenapa Ganjar Pranowo Layak Jadi Presiden RI

“Itu baru beberapa saja, misalnya emas, nikel dan lainnya. Padahal masih banyak potensi SDA yang belum tersentuh, khususnya di bidang energi baru terbarukan,” jelasnya.

Maka ia mengatakan akan memprioritaskan pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui green energy dan blue energy. Di bidang blue energy misalnya, potensi Indonesia Timur dengan wilayah kepulauan dengan laut yang sangatlah besar jika dikelola dengan baik.

“Kita bicara soal penangkapan ikan, mineral yang terkandung di dalamnya, pariwisata, blue carbon credit dan lainnya. Untuk fishing saja, dari total 77 persen wilayah laut Indonesia, baru berkontribusi sekitar 7,6 persen untuk GDB. Belum bicara potensi blue carbon credit yang itu bisa mencapai 3.540 triliun,” jelasnya

Quote