Ikuti Kami

Ganjar Tegaskan Konsep Trisakti Bung Karno Masih Relevan

Di tengah gejolak geopolitik yang dihadapi dunia pada saat ini, Indonesia perlu menunjukkan sikap sebagaimana yang dituangkan Bung Karno.

Ganjar Tegaskan Konsep Trisakti Bung Karno Masih Relevan
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.

Salatiga, Gesuri.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menilai konsep Trisakti Bung Karno masih relevan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menghadapi gejolak geopolitik yang terjadi di dunia pada saat ini.

“Geopolitik dunia sedang bergejolak, sedang terjadi turbulensi yang sangat luar biasa. Maka sekali lagi, apa sikap kita, rasa-rasanya, masih sangat relevan apa yang disampaikan Bung Karno dengan Trisakti-nya,” kata Ganjar saat memberikan sambutan dalam Seminar Wawasan Kebangsaan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bertajuk "Membangun Wawasan Kebangsaan di Era Disrupsi Informasi: Strategi Pemerintah Jokowi Menjaga Keamanan Nasional", sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube UKSW Salatiga, di Jakarta, Senin (18/7).

Menurut Ganjar, di tengah gejolak geopolitik yang dihadapi dunia pada saat ini, Indonesia perlu menunjukkan sikap-sikap, sebagaimana yang dituangkan oleh Presiden Pertama RI Ir. Soekarno dalam Trisakti Bung Karno, yaitu berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Baca: John Wempi: Orang Papua Tak Boleh Miskin di Tanah Sendiri

Sejauh ini, Ganjar menilai konsep Tri Sakti Bung Karno belum dilaksanakan secara maksimal oleh bangsa Indonesia. Contohnya, kata dia, terkait dengan berdikari atau mandiri dalam bidang ekonomi.

“Apakah kita cukup berdikari dalam bidang ekonomi? Mari kita cek satu per satu. Hipotesis kita, tidak berdikari-berdikari amat. Ini terbukti pada saat pandemi kemarin. Baju hazmat bermasalah, masker bermasalah, tes PCR bermasalah, vaksin bermasalah,” ucap Ganjar.

Baca: Sukur Ajak Kader Banteng Solid & Bekerja Bersama Rakyat

Masalah-masalah yang terjadi di Tanah Air pada saat pandemi COVID-19 itu, lanjut dia, terjadi karena Indonesia belum bisa memproduksi sendiri baju hazmat, masker, alat tes usap PCR, dan vaksin.

“Masalahnya, dari mana kita tidak bisa membuat sendiri,” ujar Ganjar.

Oleh karena itu, menurut Ganjar, bangsa Indonesia perlu mengonsolidasikan kekuatan, mulai dari melibatkan peran perguruan tinggi, pihak-pihak di sektor industri, pemerintah, dan masyarakat secara umum, agar mampu mewujudkan Indonesia yang berdikari dalam ekonomi.

Quote