Ikuti Kami

Gembong: Anies Jangan Bandingkan Penanganan Banjir Era Ahok!

Menurut Gembong, dalam penanganan banjir di Jakarta, terjadi kesinambungan antara kerja gubernur sebelumnya, dengan gubernur sekarang,

Gembong: Anies Jangan Bandingkan Penanganan Banjir Era Ahok!
Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono.

Jakarta, Gesuri.id - PDI Perjuangan meminta Gubernur Anies Baswedan tidak membanding-bandingkan keberhasilan penanganan banjir dengan era gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

Menurut PDI Perjuangan apa yang didapat oleh Anies ada hasil dari pekerjaan gubernur sebelumnya.

"Seharusnya tak perlu dibandingkan dengan yang lain. Kalau banding, jujur-jujur saja, kalau mau objektif, apa penanganan banjir yang sudah dilakukan," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, di Jakarta, Minggu (9/10).

Baca: Arief Tegaskan Capres & Cawapres Ditentukan Megawati

"Tak elok kalau bicarakan itu. Saran saya pada Pak Anies, selama lima tahun, apa yang kurang, diperbaiki di gubernur selanjutnya. Tidak membandingkan dengan mengatakan saya lebih baik dari pada yang dikerjakan orang lain. Nggak elok," katanya.

Menurut Gembong, dalam penanganan banjir di Jakarta, terjadi kesinambungan antara kerja gubernur sebelumnya, dengan gubernur sekarang, dan yang akan datang. Maka, jangan merasa berhasil sendiri.

"Pemerintah kan bersinambungan. Kalau hari ini ada perbaikan, tak lepas dari apa yang dilakukan sebelumnya. Jangan klaim, merasa berhasil sendiri. Itu tidak terlepas dari pemerintah sebelumnya," ucap Gembong.

Anies Baswedan mengatakan bahwa selama lima tahun terakhir penanganan banjir di Jakarta meningkat secara signifikan. Bahkan, menurut Anies, banjir di Jakarta saat ini lebih cepat surut dibanding pada 2015. Seperti diketahui, Pemprov DKI pada 2015 dipimpin Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Baca: Sajak Puan Maharani Saat Bertemu Airlangga Hartarto

Anies mulanya menyampaikan bahwa 'Siaga, Tanggap, Galang' menjadi pegangan teguh para jajaran Pemprov DKI Jakarta dalam mengantisipasi banjir di Jakarta. Hasilnya, genangan surut lebih cepat dan jumlah titik banjir berkurang walau terjadi curah hujan ekstrem.

"Sistem drainase kota Jakarta memiliki ambang batas. Kapasitas tampungan drainase DKI Jakarta berkisar 100-150 mm/hari. Karena itu, apabila turun hujan dengan curah di bawah 100 mm/hari, maka kita harus memastikan Jakarta aman dan curahan hujan dapat tertangani dengan baik. Di sisi lain, apabila curah hujan ekstrem berada di atas angka 100 mm/hari, mau-tidak mau air akan tergenang, terjadilah banjir," kata Anies dalam siaran pers Pemprov DKI, Minggu (9/10).

Pada 2020, tercatat curah hujan terekstrem 377 mm/hari. Namun, banjir dapat surut lebih dari 95% genangan dalam waktu 96 jam.

Anies kemudian mengatakan surutnya banjir ini tercatat lebih cepat dari kejadian banjir di tahun-tahun sebelumnya, seperti yang terjadi pada 2015, ketika curah hujan lebih rendah, yakni 277 mm/hari, 95% wilayah tergenang baru dapat surut dalam waktu 168 jam.

Quote