Ikuti Kami

Gibran Komitmen Benahi Kampung Batik

Membenahi kampung batik di Kota Solo baik Kauman maupun Laweyan untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan.

Gibran Komitmen Benahi Kampung Batik
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Surakarta, Gesuri.id - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berkomitmen akan membenahi kampung batik di Kota Solo baik Kauman maupun Laweyan untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan.

Pada kunjungannya ke Kampung Batik Kauman dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional di Solo, Sabtu (2/10) Gibran mengatakan salah satu yang akan dibenahi adalah akses jalan di dalam kampung tersebut.

"Tadi yang saya soroti infrastruktur, ada yang 'gronjal' kayak 'off road', harus diperbaiki karena itu akses utama," katanya.

Baca: Gibran Tegaskan Digitalisasi UMKM Adalah Keniscayaan

Dengan demikian, alat transportasi baik mobil, becak, bahkan pejalan kaki akan lebih nyaman ketika melewati jalan maupun gang-gang yang ada di kampung tersebut.

"Nanti kami usahakan, kalau tahun ini anggaran belum ada," katanya.

Selain itu, sebagai upaya untuk mendatangkan wisatawan yang lebih banyak adalah memanfaatkan sejumlah titik di Jalan Slamet Riyadi, Alun-Alun, dan Benteng Vastenburg sebagai lokasi parkir kendaraan pengunjung.

"Selanjutnya pengunjung diantar ke sini dengan menggunakan becak atau 'shuttle bus' yakni mobil listrik yang sudah kami siapkan. Kalau kampung ini kan konsepnya harus jalan-jalan, apalagi di kampung ini kan ada batik, ada kuliner juga," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman Gunawan Setiawan mengapresiasi kepedulian Pemerintah Kota Surakarta terhadap kampung wisata tersebut.

"Dengan program pak wali di acara batik ini, tadi kami juga banyak 'ngobrol', kami optimistis Solo akan segera bangkit," katanya.

Mengenai dampak pandemi terhadap tingkat kunjungan di Kampung Batik Kauman, diakuinya, cukup terasa terhadap penurunan penjualan termasuk juga tingkat kunjungan.

Baca: Gibran Siap Vaksinasi Dari Rumah ke Rumah

"Sekarang yang datang lebih banyak 'selfie' (foto-foto) saja. Hanya sedikit yang transaksi, paling nilainya sekitar Rp500.000-1.000.000," katanya.

Oleh karena itu, dikatakannya, pelaku usaha batik di Kampung Batik Kauman yang saat ini tersisa sekitar 40 pelaku usaha tersebut lebih banyak memanfaatkan pemasaran secara digital.

"Para remaja di Kauman sangat membantu, kami memanfaatkan 'e-commerce'," katanya.

Quote