Ikuti Kami

Gus Falah Desak Pertamina Bikin "Chemical Injection"

Hal ini usai alih kelola dari Perusahaan Amerika, Chevron.

Gus Falah Desak Pertamina Bikin
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) meminta PT Pertamina (Persero) membuat Chemical Injection System dalam pengoperasian Blok Minyak dan Gas (migas), Rokan usai alih kelola dari Perusahaan Amerika, Chevron.

Chemical Injection System adalah sistem penambahan kimia dalam unit proses untuk mendapatkan kondisi pengolahan sesuai yang diharapakan. 

Sebab, lanjut Gus Falah, Blok Rokan sudah dalam tahap enhanced oil recovery (EOR) yang memerlukan Chemical Injection. 

Baca: Paramitha Desak Pertamina Cari Penyebab Kebakaran Balongan

Gus Falah yakin, Pertamina memiliki tenaga-tenaga handal yang bisa diandalkan dalam membuat Chemical Injection System bagi Blok Rokan. 

Hal itu dikatakan Gus Falah dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) dan PT PGN Tbk, Rabu (29/9/2021). 

"Kalaupun, misalnya ternyata Pertamina tidak mampu, bisa menawarkan kepada perusahaan asing," ungkap Gus Falah. 

Namun, lanjut Gus Falah, dirinya mendapatkan informasi bahwa perusahaan-perusahaan seperti Exxonmobil dan ENI tak tertarik dengan hal tersebut. Sebab, kabarnya mereka menginginkan harga minyak di angka 70 USD per barel. 

Gus Falah juga mengingatkan Pertamina, bahwa sejak satu tahun lalu, Pertamina mengaku mampu untuk membuat Chemical Injection System. Namun, satu tahun berlalu, hal itu belum dibuat juga.

Baca: Dahsyat, Ini Gebrakan Baru Ahok di PT Pertamina

"Jadi, saya mengingatkan agar Blok Rokan ini dikelola dengan benar oleh Pertamina. Jadi bukan hanya 'dipangku', 'ditimang'. Nasionalisme itu penting, tapi Pertamina ini juga bisnis, harus menghasilkan uang," ujar Gus Falah. 

Gus Falah sangat berharap, Blok Rokan akan membaik setelah dikelola Pertamina. Namun, Politisi PDI Perjuangan itu juga mengingatkan Pertamina akan fakta bahwa Blok Mahakam, setelah dikelola Pertamina justru laju pertumbuhan nya menurun. 

"Itu yang harus kita cari solusinya bersama. Ada juga omongan bahwa kontraktor PSC (Production Sharing Contract) itu menguasai cadangan, padahal tidak juga," ujar Gus Falah.

Quote