Ikuti Kami

Harris Turino Soroti Minimnya Kontribusi Bea Keluar Emas dan Batubara terhadap APBN

Harris mengungkapkan, kontribusi bea keluar tahun 2024 hanya mencapai sekitar Rp20,9 triliun atau 0,73 persen dari total penerimaan

Harris Turino Soroti Minimnya Kontribusi Bea Keluar Emas dan Batubara terhadap APBN
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Prof. Harris Turino - Foto: TV Parlemen DPR

Jakarta, Gesuri.id – Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Harris Turino menyoroti kecilnya kontribusi penerimaan bea keluar terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), khususnya dari komoditas emas dan batubara. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI bersama Menteri Keuangan Purbaya Sadewa dan Kepala Badan Pengelola BUMN Dony Oskaria di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/12).

Harris mengungkapkan, kontribusi bea keluar tahun 2024 hanya mencapai sekitar Rp20,9 triliun atau 0,73 persen dari total penerimaan, angka yang dinilainya sangat kecil untuk dijadikan tumpuan penguatan fiskal.

“Dari 0,73 persen itu, sekitar 76 persen justru berasal dari sektor non-mineral seperti CPO, sementara sektor mineral didominasi tembaga. Padahal yang kita bahas hari ini adalah emas dan batubara,” ujar Harris.

Ia mempertanyakan target penerimaan bea keluar dari emas dan batubara yang disebut hanya sekitar Rp3 triliun, serta relevansinya dalam menopang stabilitas APBN. Menurutnya, angka tersebut belum cukup signifikan untuk dijadikan instrumen utama penguatan ruang fiskal.

Harris juga mengingatkan bahwa penerimaan bea keluar sangat bergantung pada fluktuasi harga komoditas global yang cenderung naik-turun. Karena itu, ia meminta penjelasan sejauh mana APBN bisa benar-benar mengandalkan instrumen tersebut.

“Kalau fokus pada bea keluar emas dan batubara sebagai instrumen penguatan fiskal, angkanya memang tidak besar. Ini perlu dilihat secara realistis,” tegasnya.

Quote