Ikuti Kami

Hasto Wardoyo Berencana Tetapkan Leptospirosis Sebagai Kejadian Luar Biasa

Pemkot akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan para dokter ahli agar kebijakannya tepat sasaran.

Hasto Wardoyo Berencana Tetapkan Leptospirosis Sebagai Kejadian Luar Biasa
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo.

Jakarta, Gesuri.id - Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo berencana menetapkan penyakit leptospirosis sebagai kejadian luar biasa (KLB). Jika dipastikan menarik tuas KLB, langkah pengentasan penyakit yang ditularkan lewat kencing tikus itu akan dipercepat.

Hasto mengatakan, dengan tujuh kasus meninggal dunia akibat leptospirosis bisa menjadi syarat ditetapkannya KLB. Namun sebelum memutuskan hal tersebut, pemkot akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan para dokter ahli agar kebijakannya tepat sasaran.

“Hari ini bisa kami narasikan dan saya melihat sudah memenuhi syarat untuk ditetapkan menjadi KLB,” ujar Hasto saat ditemui wartawan di Hotel Royal Darmo, Kemetiran Kidul, Gedongtengen Selasa (29/7).

Hasto mengaku, dengan bertambahnya kasus kematian pihaknya sudah memerintahkan instansi terkait untuk meningkatkan sosialisasi. Melalui upaya itu juga dilakukan gerakan bersih-bersih lingkungan.

Di samping itu, pemkot juga akan memerintahkan puskesmas untuk siaga. Misalnya dengan menyiapkan obat-obatan dan menyosialisasikan gejala dini leptospirosis.

Sebab menurutnya, salah satu penyebab bertambahnya kasus kematian dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap gejala dini penyakit leptospirosis. Sehingga ketika sudah ditangani masuk dalam kategori keparahan yang cukup tinggi.

Hasto menyatakan, tugas 169 tenaga medis yang ditempatkan tiap kampung di Kota Jogja juga akan lebih dioptimalisasi. Agar kemudian masyarakat yang gejala mengarah leptospirosis bisa dilakukan penanganan cepat.

“Kami melakukan deteksi dini kemudian juga di hilir menyediakan obat,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja Endang Sri Rahayu menyampaikan, kematian akibat leptospirosis hingga Juli sudah mencapai 7 kasus. Dari total 21 kasus yang ditemukan.

Endang mengungkap, untuk satu kasus terbaru ditemukan di Kemantren Umbulharjo. Sementara enam kasus sisanya tersebar di Ngampilan dua kasus, Wirobrajan satu kasus, Pakualaman satu kasus, Gedongtengen satu kasus, dan Jetis satu kasus.

Jika dibandingkan dengan 2024, jumlah keseluruhan kasus leptospirosis mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. Sebab tahun lalu hanya ditemukan 10 kasus leptospirosis dengan dua korban meninggal dunia.

“Untuk kasus memang mengalami kenaikan,” jelasnya.

Quote