Jakarta, Gesuri.id – Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Jember Fraksi PDI Perjuangan Indi Naidha menanggapi kebijakan pemerintah pusat yang memangkas Transfer ke Daerah (TKD). Menurutnya, pengurangan TKD ini harus disikapi secara serius oleh pemerintah daerah melalui strategi ekonomi yang lebih kreatif dan kolaboratif.
Indi menjelaskan, pemangkasan TKD sejatinya mendorong daerah untuk lebih aktif menggandeng pelaku usaha lokal agar dapat menjadi motor penggerak perekonomian. Dengan tumbuhnya sektor usaha, penerimaan daerah juga ikut meningkat melalui pajak dan retribusi.
“TKD sebenarnya memaksa pemerintah daerah untuk lebih bisa menggaet teman-teman pengusaha. Mereka harus dilibatkan untuk meningkatkan perekonomian daerah, pajaknya bertambah, dan ikut membawa investor dari luar untuk masuk ke Jember,” kata Indi saat ditemui Gesuri.id di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Jumat (21/11) sore.
Namun, Indi mengakui bahwa hingga kini investor masih ragu menanamkan modal di Jember karena kondisi infrastruktur yang belum memadai. “Selama ini investor masih enggak berani masuk karena memang infrastrukturnya masih kurang, pembangunannya tersendat-sendat. Ini PR besar bagi daerah,” tegasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa APBD Jember yang berada di kisaran Rp3 Triliun tidak cukup untuk menggenjot pembangunan secara maksimal, sehingga kolaborasi dengan dunia usaha menjadi kebutuhan mendesak. Selain perkebunan kopi, sektor pertanian tembakau juga menjadi penopang penting perekonomian masyarakat Jember.
Namun demikian, petani tembakau sering menghadapi kerugian karena harga jual tidak stabil, terutama saat musim hujan atau kondisi tertentu ketika tengkulak menekan harga. Melihat situasi itu, Indi mengambil langkah konkret untuk memberikan solusi jangka panjang.
“Saya sekarang sedang mengurus izin untuk pabrik rokok di Jember. Supaya kita bisa memberdayakan anak muda dan langsung membeli tembakau dari petani dengan harga yang layak,” jelasnya.
Rencana pendirian pabrik tersebut menurut Indi bukan hanya untuk stabilisasi harga tembakau, tetapi juga sebagai upaya memperluas lapangan kerja bagi generasi muda Jember.
“Kita ingin produksi rokok ini dilakukan dari tembakau lokal, petani sejahtera, anak muda bekerja, dan ekonomi daerah bergerak. Tapi tentu kita butuh sinergi lintas fraksi dan dukungan pemerintah agar industri ini bisa berkembang,” pungkasnya.

















































































