Jakarta, Gesuri.id – Anggota MPR Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengatakan integrasi terpadu keempat Pilar MPR (Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI) dalam kehidupan sehari-hari dan ruang digital semakin menunjukkan hasil nyata masyarakat Indonesia mulai membentuk karakter yang tangguh, mampu memfilter informasi, dan menolak ideologi asing yang cenderung memecah belah.
Upaya yang dilakukan oleh berbagai kalangan – mulai dari keluarga, sekolah, komunitas, hingga pemerintah – telah menjadikan pilar-pilar bangsa sebagai landasan yang tidak tergoyahkan dalam menghadapi arus globalisasi yang kompleks.
"Berbeda dengan pendekatan sebelumnya yang mempelajari pilar-pilar secara terpisah, masyarakat kini mulai mengintegrasikannya sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Setiap tindakan dihubungkan dengan keempat pilar sekaligus, sehingga nilai-nilai bangsa meresap menjadi bagian dari identitas pribadi," kata Putra di Jakarta, Selasa (9/12).
Baca: Ganjar Pranowo Tak Ambil Pusing
Menurut Putra integrasi keempat pilar telah membentuk karakter masyarakat yang memiliki rasa kepekaan terhadap nilai-nilai bangsa dan kemampuan berpikir kritis. Di sekolah, siswa diajarkan menggunakan "lensa empat pilar" saat menganalisis informasi online mempertanyaan apakah konten tersebut sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, Bhineka, dan kepentingan NKRI.
Hasil penelitian oleh guru-guru di SMA 1 Surabaya menunjukkan bahwa 85% siswa mampu mengenali konten ideologi asing yang memecah belah dan meresponsnya dengan prinsip nilai bangsa.

"Anak-anak tidak lagi mudah terjebak oleh manipulasi. Mereka tahu apa yang menjadi dasar identitas mereka, sehingga memiliki kepercayaan diri untuk menolak ideologi yang bertentangan dengan nilai kita," ujarnya.
Ideologi asing yang memecah belah seringkali menyebarkan narasi yang memisahkan masyarakat berdasarkan suku, agama, atau status. Namun, dengan karakter yang dibentuk oleh empat pilar, masyarakat mampu melihat melalui narasi tersebut dan membangun kekuatan kolektif.
Data dari Badan Keamanan Informasi (Badan Informatika dan Komunikasi) menunjukkan bahwa jumlah insiden penyebaran ideologi asing yang berhasil dihentikan telah meningkat 42% dalam setahun terakhir, sebagian besar berkat partisipasi masyarakat yang menggunakan empat pilar sebagai acuan.
Baca: Gewsima Mega Putra Tegaskan Guru Adalah Pilar Utama
"Integrasi keempat pilar telah menciptakan jaringan perlindungan kolektif. Masyarakat tidak lagi berdiri sendiri dalam menghadapi gempuran ideologi asing – mereka saling mendukung dan menggunakan nilai bangsa sebagai pedoman," katanya.
Dengan integrasi keempat pilar yang semakin erat, Indonesia diharapkan dapat menjadi bangsa yang kuat, terpadu, dan memiliki karakter yang tangguh di tengah dunia yang semakin kompleks. Prinsip Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga alat praktis yang membimbing masyarakat dalam setiap tindakan.
"Kita memiliki aset terbesar yang tidak dimiliki banyak bangsa: nilai-nilai yang kuat dan terpadu. Dengan mengintegrasikan keempat pilar dalam kehidupan sehari-hari, kita akan membangun masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia," katanya.

















































































