Ikuti Kami

Israel Temukan Obat COVID-19, RI Harus Impor Jika Terbukti

Obat tersebut mampu menyembuhkan hingga 93 persen pasien yang dirawat di rumah sakit. pasien diklaim bisa pulih hanya dalam lima hari.

Israel Temukan Obat COVID-19, RI Harus Impor Jika Terbukti
Ilustrasi. Seorang pasien yang diberikan perawatan EXO-CD24 (ICHILOV SPOKESPERSON'S OFFICE via JPOst)

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum Inovator 4.0 yang juga Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengatakan, Indonesia harus mengimpor obat Covid-19 yang ditemukan Israel jika terbukti benar mampu menyembuhkan warga yang terpapar COVID-19.

"Jika memang terbukti benar, Indonesia harus mengimpornya," ujar Budiman Sudjatmiko melalui akun Twitternya, belum lama ini.

Baca: Puan Berikan Bantuan Makanan Tambahan Ibu Hamil & Balita

Israel mengklaim telah menemukan kandidat obat untuk pasien COVID-19. Dari hasil uji coba yang dilakukan, obat tersebut mampu menyembuhkan hingga 93 persen pasien yang dirawat di rumah sakit. pasien diklaim bisa pulih hanya dalam lima hari.

Menurut The Jerusalem Post yang dilansir Science Times, uji coba Fase II untuk obat yang ditemukan peneliti Israel tersebut telah diberikan kepada sekitar 29 dari 30 pasien dengan kondisi sedang hingga parah.

Mengutip telisik.id, pasien dinyatakan pulih dari penyakit setelah beberapa hari.

Sekitar 93 persen dari 90 pasien dengan COVID-19 parah yang dirawat di berbagai rumah sakit Yunani juga diberikan obat dari Israel yang dikembangkan oleh tim peneliti di Pusat Medis Sourasky Tel Aviv.

Uji coba Tahap II ini memverifikasi hasil Tahap I, yang dilakukan di Israel musim dingin lalu. Hasilnya juga diklaim pasien sembuh hanya dalam beberapa hari.

Menurut peneliti Profesor, Nadir Aber, tujuan utama penelitian adalah untuk mengkonfirmasi keamanan penggunaan obat, seperti yang ditunjukkan di Perpustakaan Kedokteran Nasional AS.

"Mereka belum mencatat efek samping obat substansial pada pasien Covid-19 dari kedua kelompok," katanya. 

Uji coba Fase II dilakukan di Athena karena Israel tidak memiliki cukup pasien yang sesuai. Investigator utama adalah komisioner Yunani, Prof. Sotiris Tsiodras.

Arber, bersama timnya, termasuk dr Shiran Shapira, mengembangkan obat COVID-19 berdasarkan molekul yang telah diperiksa selama lebih dari dua dekade. Yaitu molekul CD24 yang secara alami ada di dalam tubuh.

CD24 adalah molekul protein dalam tubuh. Fungsinya untuk menargetkan badai sitokin yang terjadi dalam tubuh.

Arber menjelaskan, penting untuk diingat bahwa dari 20 pasien COVID-19, sebanyak 19 di antaranya tidak memerlukan perawatan. Namun memang ada juga 5 persen pasien yang mulai memburuk.

Baca: Puan Maharani Berikan 16 Unit Alat Mesin Bagi Petani Klaten

Pada pasien COVID-19 yang parah, sistem mulai menyerang sel-sel sehat di paru-paru.

Saat ini, tim sudah siap untuk peluncuran fase terakhir penelitian. Lebih dari 150 pasien COVID-19 akan ambil bagian dalam penelitian ini.

Dua pertiga dari peserta akan diberikan obat, dan sepertiga akan diberikan plasebo.

"Penelitian akan dilakukan di Israel, dan mungkin juga dilakukan di daerah lain jika jumlah pasien yang terinfeksi di negara itu tidak mencukupi untuk penelitian," ujarnya. Dilansir dari suara com.

Quote