Ikuti Kami

Jakarta Tenggelam? Gilbert Pertanyakan Program Pipanisasi

Program pipanisasi dan wacana menjadikan Jakarta sebagai kota ramah lingkungan hanya berhenti di IPA Pondok Kopi.

Jakarta Tenggelam? Gilbert Pertanyakan Program Pipanisasi
Ilustrasi Jakarta tenggelam.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai Pemprov DKI tidak serius menjalankan pipanisasi untuk menghindari Jakarta tenggelam. 

Program pipanisasi dan wacana menjadikan Jakarta sebagai kota ramah lingkungan hanya berhenti di instalasi pengolahan air bersih (IPA) Pondok Kopi.

Pernyataan Gilbert ini menanggapi soal Jakarta yang terancam tenggelam karena penurunan tanah.

Baca: Kebanyakan Studi Banding, Anies Tidak Serius Tangani Banjir

"Dalam dalam RJPMD yang ditawarkan gubernur pipanisasi di Jatiluhur berhenti di Pondok Kopi, dan pipanisasi diserahkan ke pusat," kata Gilbert di Jakarta Sabtu (31/7).

"Pipanisasi dari (Jakarta) Timur juga belum terlaksana, padahal proyeknya ada di PUPR. Pemerintah DKI tidak serius menjalankan pipanisasi," sambungnya. 

Selain melalaikan program pipanisasi, penurunan tanah di Jakarta diakibatkan oleh masifnya penggunaan air tanah. Terutama gedung-gedung bertingkat yang membuat Jakarta terancam tenggelam.

"Harusnya pakai air sungai. Kita punya 13 sungai yang banjir musim hujan, kekeringan, kemarau," terang dia.

Baca: Banjir Jakarta, Anies Dinilai Malu Gunakan Cara Ahok

Pemanfaatan 13 sungai yang melintasi Jakarta, kata Gilbert, dapat meminimalisir ancaman tenggelam. 

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyebut kemungkinan ibu kota Indonesia, Jakarta bakal tenggelam dalam 10 tahun ke depan dalam pidatonya, Selasa (27/7).

Hal ini terkait dengan fenomena perubahan iklim yang jadi salah satu faktor Indonesia berencana memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan.

Quote