Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi III DPRD Bali, Kadek Setiawan, mengungkapkan telah menerima lebih dari 150 pengaduan dari masyarakat terkait siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri, meski sudah mendaftar ke sejumlah sekolah.
Pengaduan itu datang dari berbagai kabupaten/kota, seperti Buleleng, Denpasar, Badung, Gianyar, hingga Jembrana. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 laporan berasal dari Buleleng saja.
Baca: Ganjar Dorong Delapan Parpol di DPR RI Duduk Bersama
“Saya menerima banyak keluhan sejak Minggu sore. Ada siswa yang sudah mendaftar ke tiga sekolah, tapi tidak satu pun yang menerima. Ini jelas menjadi keprihatinan,” ungkap Setiawan saat ditemui di Kantor Bupati Buleleng, Senin (14/7/2025).
Politisi PDI Perjuangan itu mempertanyakan efektivitas sistem SMPB tahun ini. Ia menemukan sejumlah kasus di mana siswa justru tidak diterima di sekolah terdekat dan malah diarahkan ke sekolah yang lokasinya jauh dari domisili.
“Nilai anak ini tinggi, sekolah negeri ada di dekat rumah, tapi malah tidak diterima. Ini patut diduga karena kesalahan sistem. Bisa jadi karena laman pendaftaran yang error atau teknis lainnya,” tegasnya.
Setiawan menyebut, secara ideal satu sekolah bisa menampung hingga 360 siswa. Dengan kapasitas itu, seharusnya tidak ada lagi siswa yang tercecer dan tidak memperoleh bangku sekolah.
Sebagai langkah tindak lanjut, DPRD Bali akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali.
Langkah ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi siswa yang belum tertampung agar tetap bisa melanjutkan pendidikan.
Baca: Ganjar Pranowo Ajak Kepala Daerah Praktek Pancasila
Di sisi lain, Setiawan juga mengimbau agar orang tua siswa bersikap legowo terhadap hasil seleksi PPDB.
Pemerintah, kata dia, tetap berkomitmen memberi akses pendidikan layak bagi seluruh anak-anak Bali.
“Kalau sudah diterima di sekolah negeri, meski bukan pilihan utama, ya sebaiknya diterima dengan lapang dada. Sekarang, fasilitas dan kualitas guru di tiap sekolah sudah merata,” pungkasnya.