Ikuti Kami

Komisi A DPRD DIY Dorong Pemda Buat Museum Ramah Publik dan Lingkungan

DIY sejak tahun 2022 sudah memiliki Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. 

Komisi A DPRD DIY Dorong Pemda Buat Museum Ramah Publik dan Lingkungan
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto.

Jakarta, Gesuri.id - Komisi A DPRD DIY mendorong Pemda DIY untuk mewujudkan museum yang ramah lingkungan sekaligus ruang publik bagi masyarakat luas. 

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menyatakan komitmen untuk terus melanjutkan sinau Pancasila, karena DIY sejak tahun 2022 sudah memiliki Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. 

Bali menjadi salah satu inspirasi besar bagi Sinau Pancasila karena memiliki begitu banyak lokasi bersejarah dan pemerintah daerahnya begitu serius mewujudkan situs-situs untuk terus menggelorakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar

"Monumen Perjuangan Rakyat Bali menjadi inspirasi, karena di Jogja tidak ada yang tanahnya luas dan berumput seperti ini. Bisa menjadi ruang publik yang dekat dengan masyarakat. Kita melihat banyak anak-anak sekolah yang latihan olahraga, ada yang jogging. Ini hal yang menarik dan harapannya ada di Jogja," ungkap Eko saat melaksanakan Sinau Pancasila bersama wartawan DPRD DIY di Monumen Perjuangan Rakyat Bali atau Monumen Bajra Sandhi, Selasa (24/6).

Di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, ada diorama perjuangan rakyat Bali dan menjadi bagian dari perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini bisa menjadi inspirasi Pemda DIY tak semata membangun museum tapi dengan tetap memperhatikan lingkungan.

"Menyediakan oksigen untuk masyarakat dan paling penting tak ada plastik. Ini penting aspek lingkungan hidup menopang pembangunan museum. Ke depan penting Pemda DIY mengembangkan situs bersejarah untuk mewujudkan Sinau Pancasila dekat dengan masyarakat," tambah Eko.

Hal senada disampaikan Akhid Nuryati, Anggota Komisi A DPRD DIY, yang menyebut Sinau Pancasila harus terus dilakukan untuk menggelorakan semangat menghargai sejarah perjuangan Indonesia. Monumen Perjuanyan Rakyat Bali menurut Akhid menjadi inspirasi bagaimana menggambarkan tentang Pancasila dengan bermakna.

"Dari bangunannya, ada sejarah yang tampak. Dari wujudnya luar biasa, mengingatkan prosesi sejarah yang dilakukan tokoh-tokoh sebelumnya. Tangga berjumlah 17, kemudian tiangnya 8 dan ada anak tangga ke atas berjumlah 45 tentu membawa makna. Ini bisa diimplementasikan di DIY, bagaimana menggali Pancasila harus terus dilakukan dan digelorakan," tambahnya.

Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Pentingnya Integritas bagi Pemimpin

Sementara, Wakil Ketua DPRD DIY, Imam Taufik, yang membersamai kunjungan tersebut menilai saling gali inspirasi adalah bentuk kerjasama saling belajar antara Jogja dan Bali. Bali dinilainya sangat care dengan museum dan monumen yang ada dan ini menjadi inspirasi.

"Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini salah satunya. Kita lihat lokasinya nyaman dan bagus sekali. Ada ruang publik, ada tempat yang asri dan bisa untuk berkegiatan. Ini jadi inspirasi kami untuk mewujudkan di Jogja," tandas Imam.

Dalam dialog yang terjalin, Gede Nova Widiarta, Kepala UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali, menjelaskan bahwa dari segi bangunan, ada unsur-unsur makna dan filosofis yang terkandung. Seperti jumlah tiang 8, tinggi bangunan 45 meter dan 17 anak tangga. Monumen tersebut berdiri 14 Juni 2003, tepat saat Pesta Kesenian Bali ke-25, dan diresmikan oleh Presiden Kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri.

Quote