Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike menanggapi TomTom Traffic Index yang dirilis belum lama ini, yang menyatakan tingkat kemacetan Ibu Kota mencapai 36 persen dan berada di peringkat 31 kota termacet di dunia.
Politisi PDI Perjuangan itu meminta Pemprov DKI Jakarta jangan terlalu bangga dengan hasil indeks lalu lintas TomTom. Menurut dia, penurunan kemacetan itu bukan karena kinerja Pemerintah.
Baca: Sekjen Hasto & Menteri Trenggono Ajak Insinyur Capai RI Maju
“Program kemacetan Pemprov DKI Jakarta belum berjalan. Baik itu Jak Lingko atau Transit Oriented Development (TOD). Jadi, DKI jangan cepat bangga,” kata Yuke, baru-baru ini.
Dalam pandangan Yuke, kemacetan berkurang ketika pola transportasi makro berjalan. Antara lain, perbaikan dan penambahan moda transportasi yang saling terintegrasi. Lalu, adanya penambahan infrastruktur transportasi dan pengendalian lalu lintas.
“Kalau pengendalian lalu lintas masih manual dan tidak diperluas. Sulit mengatakan kemacetan berkurang di Jakarta. Jadi, saya melihat kemacetan berkurang di Jakarta itu saat penyelenggaraan Asian Games saja,” katanya.
Seperti diketahui, berdasarkan TomTom Traffic Index yang dirilis belum lama ini, tingkat kemacetan Ibu Kota mencapai 36 persen dan berada di peringkat 31 kota termacet di dunia.
Baca: Hasto: Insinyur Ujung Tombak Bangsa Lewat Aplikasi Ilmu
Hasil penilaian dari TomTom tersebut diunggah oleh akun instagram resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
“Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia. Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang,” tulis akun Pemprov DKI Jakarta @DKIJakarta, Minggu (17/1).