Jakarta, Gesuri.id - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyinggung soal kinerja kepala daerah yang harusnya terjun ke lapangan saat terjadi bencana.
Awalnya, Megawati bercerita saat masih menjabat Wapres di era Presiden Abdurrahman Wahid. Saat itu, terjadi tsunami di Kepulauan Banggai. Megawati terjun langsung meninjau korban tsunami itu.
Baca: PDI Perjuangan Bekasi Siap Distribusi Makanan Bagi Isoman
"Saya pergi sendiri, kepala saya jadi sakit. Saya dalam hati tertawa, mengapa? Bangunan-bangunan yang dari beton semuanya runtuh. Tapi yang dari kayu katakanlah hanya sedikit, enggak mengalami rusak berat," kata Megawati memberikan sambutan dalam Rakorbangnas BMKG dalam rangka Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang ke-74, Kamis (29/7).
"Itu sebetulnya adalah keajaiban dari sebuah teknologi yang menurut saya sangat tradisional," lanjut Megawati.
Namun, meski bangunan dari kayu memiliki kerusakan yang minim, Megawati menilai, rakyat Indonesia enggan menggunakan bangunan dari kayu.
Ketua Umum PDI Perjuangan ini kemudian menyebut, pemimpin daerah harusnya banyak terjun ke lapangan. Seperti yang dilakukannya saat meninjau tsunami. Hal ini pun sudah pernah ia sampaikan pada Presiden Jokowi.
"Ini juga saya bilang kepada Presiden, pemimpin daerah adalah yang kerja lapangan. Tidak kayak sekarang duduk begini. Harus melihat dengan pasti, ke manakah shelternya," ujar Megawati.
Baca: Risma Minta Lebih Perhatikan Prediksi Bencana Dari BMKG
Ia kemudian mencontohkan bagaimana kerja penanganan bencana di Jepang. Menurut dia, BMKG di Jepang sudah membuat warganya sedemikian rupa siap menangani bencana.
"Mereka sudah membuat warganya dari anak-anak melalui pendidikan, pengajaran, menghadapi bencana lalu setelah itu melarikan diri, apa saja yang harus dibawa," kata Megawati.
"Yang harus dibawa adalah backpack. Warga harus disiapsiagakan untuk melihat pintu rumah paling dekat untuk lari keluar. Ini ada Basarnas, Bakamla, ini harus dipersiapkan," tutup Megawati.