Ikuti Kami

Megawati Inginkan Strategi Perang Gerilya Masuk dalam Kurikulum Pendidikan

Megawati mengisahkan bagaimana Kuba bisa mempertahankan kedaulatannya dalam peristiwa Penyerangan Teluk Babi.

Megawati Inginkan Strategi Perang Gerilya Masuk dalam Kurikulum Pendidikan
Presiden Kelima RI Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri.

Jakarta, Gesuri.id - Presiden Kelima RI Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri meminta TNI bisa mengorganisasi rakyat demi memperkuat pertahanan negara. Menurut Megawati hal itu penting mengingat Indonesia merupakan negara maritim.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini menyampaikan hal tersebut saat memberikan sambutan pada Upacara Serah Terima pengoperasian sekaligus pengukuhan komando Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Karno-369 di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/6).

Megawati mengisahkan bagaimana Kuba bisa mempertahankan kedaulatannya dalam peristiwa Penyerangan Teluk Babi. Angkatan bersenjata Kuba ternyata mengorganisasi rakyat apabila terjadi sesuatu.

Baca: Megawati Ingatkan Kesejahteraan Prajurit TNI

"Itu sudah terorganisasi. Jadi, tidak menghitung waktu. Pendaratan dari laut, Teluk Babi. Padahal jam 5 sana, nelayan mau pulang. Ketika ada yang melihat keanehan, rupanya cara mengorganisir di sana adalah simpul-simpul dari masyarakat," kata Megawati.

Putri Proklamator RI Soekarno itu mengatakan ada pemimpin yang bisa dikatakan di Indonesia seperti RT yang yang mengoordinasikan rakyat secara darurat. Karena Teluk Kuba daerah pesisir, maka yang tinggal di sana mayoritas nelayan.

"Ini yang cerita Ketua MPR Kuba. Yang boleh mengeluarkan senjata itu RT kalau di kita. Langsung dikeluarkan dan diserang kembali. Pertahankan sampai bantuan datang. Saya dengar begitu saja, kok, rasanya senang banget. Jadi enggak gagap gugup. Lari semua, gagal," kata Megawati.

Oleh karena itu, menurut Megawati, konsep pertahanan seperti itu pun pernah dilakukan rakyat bersama angkatan bersentara Indonesia melawan penjajah, yaitu strategi perang gerilya.

"Saya mengusulkan yang namanya strategi perang gerilya tetap harus harus kurikulum. Kalau ndak, saya mau protes. Karena hanya dengan bambu runcing saja berapa yang mati," kata Megawati. Panglima Yudo merespons dengan mengatakan masih masuk dalam kurikulum.

Megawati mengatakan hampir banyak negara melakukan perjuangan dengan korban rakyatnya masing-masing demi mempertahankan kedaulatan negara.

Ketua Dewan Pengarah Badan Ideologi Pancasila (BPIP) itu mencontohkan di Rusia. Megawati pernah mengunjungi Taman Makam Pahlawan di Rusia yang menjadi tempat persemaian korban Perang Dunia II.

"Saya masuk ke Taman Pahlawan, tidak ada nisan. Lalu saya tanya di manakah makamnya? Di tempat berjalan tadi, itu semuanya adalah makam. Karena waktu itu Leningrad korban waktu itu sampai 100 ribuan hanya untuk mempertahankan," kata Megawati.

Baca: Edi Paparkan Sinergi Yang Dibangun Pemprov Jambi Bersama TNI

Dalam acara ini, Megawati didampingi dua anaknya, yaitu Rizki Pratama alias Mas Tatam dan Ketua DPR RI Puan Maharani saat meresmikan pengoperasian kapal tersebut.

Hadir juga anak-anak Bung Karno, yaitu Guntur Soekarnoputra, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Tampak hadir juga Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Kalemdiklat Polri Komjen Purwadi Arianto.

Dari jajaran TNI, hadir langsung Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Muhammad Ali, dan jajaran dari TNI AL.

Quote