Ikuti Kami

Mufti Anam: Bukan Cuma Soal HP Hilang, Budaya Kerja Garuda Indonesia Sudah Seperti Kanker

Mufti: Budaya kerja di Garuda sudah sangat kronis. Sudah seperti kanker.

Mufti Anam: Bukan Cuma Soal HP Hilang, Budaya Kerja Garuda Indonesia Sudah Seperti Kanker
Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, angkat suara terkait viralnya insiden kehilangan iPhone milik penumpang di pesawat Garuda Indonesia. Ia menilai kasus tersebut bukan sekadar soal kehilangan barang, namun mencerminkan krisis integritas dalam tubuh maskapai pelat merah itu.

“Ini bukan cuma soal HP hilang. Kalau benar iPhone itu terlacak di hotel tempat kru menginap lalu dibuang, itu artinya budaya kerja di Garuda sudah sangat kronis. Sudah seperti kanker, bukan cuma keuangan yang terus rugi, tapi integritas SDM-nya juga bermasalah,” kata Mufti Anam, Rabu (11/6).

Diketahui, dalam unggahan penumpang bernama Michael Tjendara, disebutkan bahwa iPhone miliknya dicuri saat melakukan penerbangan Garuda GA716 rute Jakarta–Melbourne pada Jumat (6/6). iPhone tersebut diletakkan di kantong kursi, namun hilang saat pesawat mendarat. Belakangan, perangkat itu sempat terlacak di hotel tempat kru Garuda menginap.

Legislator Fraksi PDI Perjuangan itu menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, sebagai maskapai milik negara, Garuda Indonesia seharusnya mampu menjaga kepercayaan publik dan menjamin keamanan barang serta kenyamanan penumpang.

"Penumpang bukan saja kehilangan barang namun juga kehilangan rasa aman dan kepercayaan di tempat yang seharusnya menjaga penumpangnya," ucap Mufti.

Ia juga menyoroti suntikan dana dari pemerintah yang selama ini diterima Garuda Indonesia, baik melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) maupun dari holding BUMN aviasi, Danantara. Namun, suntikan tersebut belum diiringi perbaikan manajemen yang menyeluruh.

“Kita bicara soal kepercayaan publik. Bagaimana masyarakat bisa percaya Garuda bisa bangkit, kalau integritas SDM-nya saja dipertanyakan?" tegasnya.

Mufti menekankan bahwa Garuda Indonesia tidak cukup hanya melakukan perbaikan keuangan, namun juga perlu perombakan besar-besaran dalam manajemen dan budaya kerjanya.

“Garuda itu bukan cuma butuh tambal sulam keuangan, tapi bedah besar-besaran di sisi SDM dan integritas. Percuma dikasih triliunan kalau kejujuran di lapangan tidak ada,” pungkasnya.

Quote