Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi Vl DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, menyoroti kerumitan proses refund atau pembatalan tiket kereta api.
Ia bahkan mengungkapkan adanya laporan bahwa dana refund tidak diterima konsumen, melainkan masuk ke rekening oknum pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Coba bapak sekali-kali bapak pesan tiket melalui Traveloka, atau melalui akun KAI, Bapak pesan yang disitu ada opsi refund 100 persen. Bahkan, 2 jam sebelum keberangkatan. Tapi saat bapak mau refund, prosesnya ribet sekali," kata Mufti Anam dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, di Senayan, Jakarta, Rabu (20/8).
Ia menjelaskan, proses refund tiket kereta api masih dianggap menyulitkan konsumen. Padahal tiket dibeli secara digital, namun pengembalian dana tetap harus dilakukan secara manual dengan mendatangi stasiun.
"Bahkan di era digital hari ini, kalau mau refund harus datang ke stasiun dengan membawa KTP dengan KTP punya sendiri," ucapnya.
Lebih jauh, Mufti menilai prosedur refund yang berbelit seolah disengaja. Ia menyebut ada laporan bahwa dana yang seharusnya dikembalikan kepada konsumen justru masuk ke kantong oknum pegawai KAI.
"Menurut kami ini bukan soal digitalisasi, tapi soal akal-akalan untuk bagaimana refund tidak diambil oleh masyarakat, dan kemudian dinikmati oleh KAI," ujar Mufti.
Ia mengungkapkan, ada kasus di mana dana refund calon penumpang tidak dapat diterima. Setelah ditelusuri, dana tersebut justru masuk ke rekening lain yang ternyata milik pegawai KAI.
"Refund yang sudah diproses juga terjadi di satu tempat itu tidak kembali, tetapi ke rekening orang lain dan setelah didalami ternyata itu ke rekening orang KAI," ungkap Mufti.
Menutup pernyataannya, Mufti berharap Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin dapat memberantas oknum-oknum yang memanfaatkan celah dalam proses refund tiket.
"Harapan kami bapak bisa memberantas oknum-oknum yang memanfaatkan itu," pungkasnya.