Ikuti Kami

Mufti: Tanpa Riset dan Inovasi Sulit Jadi Negara Besar

Kementerian dan lembaga perlu bekerja dengan panduan riset serta melakukan langkah-langkah inovatif.

Mufti: Tanpa Riset dan Inovasi Sulit Jadi Negara Besar
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam. (Foto: Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam menekankan tanpa riset dan inovasi, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai negara besar yang bersanding dengan banyak negara lain di dunia tidak akan bisa dicapai. 

Untuk itu, lanjutnya, ia akan terus mendorong pengembangan riset dan inovasi nasional demi mencapai kemajuan Indonesia.

Menurutnya berbagai kementerian dan lembaga perlu bekerja dengan panduan riset serta melakukan langkah-langkah inovatif agar bisa mengakselerasi kemajuan Indonesia.

”Karena itu, riset dan inovasi menjadi kunci, sesuai apa yang menjadi tema rapat kerja nasional dan rangkaian ulang tahun PDI Perjuangan ke-47 yang digelar sejak Jumat kemarin sampai Minggu besok,” ujar Mufti Anam Sabtu (11/1).

Tema Rakernas dan HUT PDI Perjuangan ke-47 adalah ”Solid Bergerak Mewujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional”. 

Salah satu yang diangkat dalam pameran untuk memeriahkan acara tersebut adalah berbagai kekayaan asli Indonesia dan rempah-rempah yang dulu menjadikan Indonesia sebagai negara yang diminati banyak negara lain di dunia.

Mufti Anam mengatakan, pendekatan riset dan inovasi adalah faktor utama jika ingin menang dalam persaingan global yang semakin ketat.

Pendekatan riset dan inovasi juga kunci dalam mengakselerasi ekonomi rakyat. Misalnya, berbagai potensi pertanian dengan beragam subsektornya hanya bisa dipacu produktivitasnya dengan riset dan inovasi. Contohnya, padi varietas MSP yang dikembangkan kader PDI Perjuangan dan terbukti meningkatkan produktivitas tanaman padi.

”Itu semua lahir dari aktivitas riset dan inovasi. PDI Perjuangan mendorong kader dan seluruh elemen bangsa aktif melakukan riset dan inovasi demi peningkatan taraf hidup masyarakat. Saya yang kebetulan di DPR juga ditugaskan mendorong kementerian/lembaga agar giat berinovasi dan menggunakan pendekatan riset agar setiap program yang didanai dari uang rakyat berguna optimal bagi rakyat,” ujarnya.

Mufti menambahkan, berdasarkan Global Innovation Index (GII) 2019, Indonesia berada di peringkat ke-85 dari 129 negara di dunia. GII adalah indikator yang digunakan untuk mengukur aktivitas inovasi sebagai motor penggerak pembangunan suatu negara.

”Kita masih harus terus mengejar negara seperti Singapura yang iklim inovasinya sudah sangat bagus. Presiden Jokowi sudah membangun fondasi yang sangat bagus di periode pertama, dan kini di periode kedua bakal lebih akseleratif menggerakkan berbagai inovasi nasional agar daya saing Indonesia semakin terkerek,” ujar Politisi PDI Perjuangan kelahiran Banyuwangi tersebut.

Quote