Ikuti Kami

My Esti : Open Access Jurnal Berbahaya Bagi Indonesia! 

My Esti: Justru kita harusnya berpikir, mengapa negara lain tidak memberikan ruang bagi open access.

My Esti : Open Access Jurnal Berbahaya Bagi Indonesia! 
Anggota Komisi X DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, My Esti Wijayati saat Rapat Dengar Pendapat Komisi X dengan Perpustakaan Nasional RI di Ruang Rapat Komisi X, Gedung Nusantara I Senayan, Selasa (19/11). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, My Esti Wijayati menyatakan Indonesia harus berhati-hati dengan open access atau akses terbuka terhadap jurnal-jurnal ilmiah milik negeri ini.

Esti menanggapi data yang menunjukkan jumlah publikasi Indonesia dengan mode akses terbuka menduduki peringkat teratas di dunia.

Baca: Masyarakat Terpencil Berhak Atas Perpustakaan Khusus

“Saya dari dulu tidak terlalu bangga dengan kita (Indonesia) menduduki peringkat tertinggi dalam hal open access. Justru kita harusnya berpikir, mengapa negara lain tidak memberikan ruang bagi open access. Ini kita yang pintar, atau kita yang dipintari,”  ujar Esti dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi X dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Gedung Nusantara I, Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (19/11). 

Esti melanjutkan, melalui open access jurnal itu  hasil-hasil penelitian ilmiah nasional yang kemungkinan bersifat rahasia justru bisa dimanfaatkan Negara lain. Esti menilai hal ini berbahaya.

“Artinya kita mesti memiliki jurnal sendiri yang memang hanya untuk kalangan internal kita,” ujar Esti.

Esti juga menegaskan, Indonesia mesti membatasi jurnal produksi penelitian di dalam negeri yang boleh  masuk jurnal internasional. Sebab jika tidak dibatasi, Negara lain akan memanfaatkannya. 

Baca: Rano Usulkan Sinematek Satu Atap Dengan Perpusnas 

“Jadi saya takutnya, kita berada di peringka teratas itu bukan karena kita pintar. Bahkan jutsri akan berbahaya bagi ketahanan nasional kita,” pungkas Esti. 

Data tentang bertenggernya Indonesia di peringkat teratas open  access termaktub dalam artikel Nature berjudul  “Indonesia Tops Open-Access Publishing Charts“. Artikel ini ditulis oleh Richard Van Noorden pada 15 Mei 2019.

Quote