Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Obet Rumbruren mengapresiasi pemberian Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang semakin meluas di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
“Kami memberikan apresiasi Badan Gizi Nasional (BGN) yang terus memperluas Program MBG, bahkan sampai di distrik (kecamatan) yang jauh seperti di Distrik Masni,” kata Obet saat dihubungi dari Manokwari, Rabu.
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
Dengan semakin luasnya pemberian Program MBG, kata dia, dapat mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui terciptanya generasi yang sehat, cerdas, dan kuat.
Program pemenuhan gizi gratis untuk anak sekolah, lanjutnya, merupakan upaya penting dari pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di Papua Barat.
Tidak hanya meluas di Manokwari, Obet juga berharap pemberian MBG dapat meluas di seluruh kabupaten di Provinsi Papua Barat, sehingga semakin banyak anak-anak yang mendapat peningkatan gizi secara berkelanjutan.
Salah satu bentuk dukungan terhadap peningkatan Program MBG di Kabupaten Manokwari, pihaknya telah berpartisipasi dalam melakukan sosialisasi di Distrik Masni didampingi anggota DPRK Manokwari Yusak Yusanto Sayori.
"Kita semua ingin agar masyarakat di Papua Barat dapat menikmati hak-haknya sesuai undang-undang pemerintah. Yang lebih penting lagi adalah mengenai pemenuhan makan bergizi dilakukan secara gratis," katanya.
Anggota DPRK Manokwari Yusak Yusanto Sayori pentingnya asas keadilan dan pemerataan dalam implementasi Program MBG dan meminta agar bahan baku makanan bergizi diambil dari petani lokal Kabupaten Manokwari untuk mendukung ekonomi masyarakat.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
Sementara itu perwakilan dari BGN Suhud menjelaskan ada tiga jenis dapur yang dapat dibangun untuk mendukung Program MBG yaitu Dapur Mandiri yang dibangun pihak swasta atau masyarakat, Dapur Mitra yang dibangun oleh pemerintah, dan Dapur BGN yang dibangun dan dioperasionalkan langsung BGN.
Ia menjelaskan setiap dapur mampu melayani rata-rata 3.500 penerima manfaat setiap harinya, dengan dukungan minimal tiga karyawan inti (kepala dapur, ahli gizi, dan akuntan) serta relawan yang akan dibiayai oleh BGN.