Ikuti Kami

Penculikan WNI, Puan Dorong Pemerintah Lakukan Mitigasi

DPR menekankan upaya diplomasi ke pemerintahan Filipina.

Penculikan WNI, Puan Dorong Pemerintah Lakukan Mitigasi
Ketua DPR RI Puan Maharani.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Puan Maharani mengaku terus mendorong Pemerintah Indonesia untuk melakukan upaya mitigasi guna menindaklanjuti kejadian penculikan berulang tersebut serta membebaskan WNI yang disandera Abu Sayyaf.

“Sandera yang sekarang ini terjadi tentu saja proses ini telah minta untuk dilakukan tindakan-tindakan untuk bisa menyelidiki. Sudah dilakukan juga diplomasi antara ke dua negara. Tentu saja DPR berharap hal ini segera selesai dan kalau memang ada rakyat indonesia yang termaksud dalam sandera tersebut, kita akan melakukan langkah diplomasi terbaik untuk segera membebaskan mereka,” tutur Puan.

Baca: Kesejahteraan Nelayan Pilar Utama Poros Maritim

Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini menyatakan bahwa upaya mitigasi tersebut memang cukup rumit dilakukan dikarenakan banyak hal tak terduga yang kerapkali terjadi di perairan laut internasional yang sangat luas.

Ia berharap masyarakat terutama para nelayan dapat memahami hal tersebut, sehingga dapat berhati-hati dalam melakukan aktivitas di laut lepas.

“Artinya kadangkala itu terjadi di perairan luas dan terbuka dan berisiko, dan itu sebenarnya masyarakat atau siapapun orang yang melakukan kegiatan di perairan tersebut sudah paham. Tentu saja ke depan akan kita lakukan imbauan yang lebih luas mensosialisakan hal itu melalui kerja sama antar dua negara untuk memberi pemahaman agar tidak melaut di daerah yang memang di indikasikan berbahaya,” tukas Puan.

Baca: Yoseph Tinjau Pembangunan Rumah Khusus Nelayan

Diketahui, baru-baru ini Kelompok Abu Sayyaf mulanya dilaporkan menculik delapan nelayan Indonesia. Namun, tiga orang di antaranya dilepas. 

Mereka adalah Nakhoda Arsyad Dahlan (41), La Baa (32), Riswanto Hayano (27), Edi Lawalopo (53), dan Syarizal Kastamiran (29). Mereka bekerja di kapal pukat milik perusahaan yang bermarkas di Sandakan, Malaysia.

Quote