Ikuti Kami

Pendirian Hotel di TIM Melenceng dari Pelestarian Budaya

PDI Perjuangan menolak rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membangun hotel di TIM.

Pendirian Hotel di TIM Melenceng dari Pelestarian Budaya
Konstruksi pembangunan revitalisasi pusat kesenian TIM tahap 1, Jakarta Pusat, Selasa (26/11). (ANTARA/ Livia Kristianti)

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mengingatkan revitalisasi tidak boleh melenceng dari pelestarian budaya sebagai jati diri bangsa.

Baca: PDI Perjuangan Tolak Revitalisasi TIM Jakarta

Untuk itulah, lanjutnya, maka Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta menolak rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membangun hotel di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM). 

Pasalnya, kata Gembong, pembangunan hotel lebih mengarah kepada kepentingan bisnis daripada menjadikan TIM sebagai pusat budaya.

"Kita ingin ada kekuatan dalam mempertahankan jati diri bangsa melalui budaya. Ada ruang yang memang kita pertahankan untuk bisa melestarikan leluhur bangsa. Maka revitalisasi yang dilakukan tidak boleh melenceng dari tujuan itu," kata Gembong Warsono, Senin (25/11).

Gembong mengatakan, penolakan tersebut sejalan dengan pemikiran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partainya. Bahkan, DPP PDI Perjuangan telah meminta fraksi untuk berkomunikasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) terkait kebijakan pembangunan hotel di TIM.

Menurut Gembong, pihak fraksi akan mengikuti perintah tersebut. Sebagai langkah awal, fraksi akan berkoordinasi dengan Disparbud agar proyek revitalisasi tidak mengubah TIM sebagai wadah pelestarian budaya.

"Kalau sudah bicara hotel kan urusannya bisnis. Kalau sudah bicara bisnis kan lupa dengan akar budayanya, orientasinya sudah berbeda, bukan lagi melestarikan budaya, tetapi bicara untung rugi," ujarnya.

Baca: Revitalisasi TIM Rp1 Triliun, DPRD DKI: Tergantung Konsepnya

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta tengah melaksanakan proyek revitalisasi TIM sejak awal Juli lalu. Pembangunan yang membutuhkan biaya Rp1,8 triliun ini menunjuk PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai penanggung jawab proyek.

Sebelumnya, sejumlah seniman yang sering berkegiatan di TIM sempat menolak keterlibatan Jakpro untuk mengelola kawasan dan fasilitas TIM. Mereka juga mempertanyakan rencana hotel yang akan dibangun di TIM.

Quote