Ikuti Kami

Presiden Minta Masyarakat Saring Berita di Medsos

Presiden mengimbau masyarakat dewasa dalam melihat informasi, melihat fitnah-fitnah yang lalu-lalang di media sosial (medsos). 

Presiden Minta Masyarakat Saring Berita di Medsos
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) tertawa saat berbincang dengan penerima kartu Program Keluarga Harapan (PKH) di sela-sela sosialisasi kepada penerima dan pendamping di Gelanggang Remaja Jakarta Timur, Jakarta, Senin (3/12/2018). Presiden menaikkan anggaran bantuan sosial PKH dari Rp19,3 triliun menjadi Rp32,65 triliun untuk tahun 2019.

Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat dewasa dalam melihat informasi, melihat fitnah-fitnah yang lalu-lalang di media sosial (medsos). 

Ia mengharapkan, informasi-informasi itu harus betul-betul disaring mana yang benar dan mana yang tidak benar.

Baca: Hoaks: Musuh Demokrasi Zaman Now, Selain Politik Uang

Presiden menunjuk pengalaman dirinya yang difitnah dirinya berdiri di samping tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit yang sedang berpidato. Padahal, lanjut Presiden, itu terjadi tahun 1955 sementara dirinya lahir tahun 1961.

“Saya lihat-lihat ya gambarnya mirip-mirip saya, betul saya belum lahir toh ya gambarnya mirip saya. Coba kayak gini adalah urusan politik,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada penyerahan 5000 sertifikat tanah untuk warga Provinsi DKI Jakarta. di Taman Cakung, Pulogebang, Cakung, Jakarta, Senin (3/12).

Presiden mengaku perlu mengemukakan hal itu, karena berdasarkan survei ternyata ada ada lebih dari 9 juta yang percaya dengan gambar itu. Artinya, lanjut Presiden, itu sudah kemakan hoax kemakan fitnah.

“Ya saya harus menjawab. Perlu saya sampaikan saya ini muslim orang, orang tua saya muslim, kakek-nenek saya muslim, keluarga besar saya muslim,” ucap Presiden.

Menurut Presiden, dirinya perlu menyampaikan hal itu karena kalau tidak akan keliru. “Ya segitu saja kalau saya terus-terusan kelihatannya saya nanti marah. Padahal tidak, saya sudah sabar 4 tahun,” tegas Presiden.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa negara kita ini adalah negara besar. Dirinya pernah terbang dari Banda Aceh ke Wamena itu perlu waktu 9 jam 15 menit. 

“Bayangkan kalau jalan kaki, kalau kita terbang dari London di Inggris menuju ke Timur itu lewat 8 negara. Artinya, negara kita ini adalah negara yang sangat besar, sangat luas,” ujarnya.

Baca: PDI Perjuangan Akan Polisikan Penyebar Hoaks

Presiden juga mengingatkan, negara ini sudah berpenduduk 263 juta. Isinya berbeda-beda, sukunya berbeda-beda, agamanya berbeda-beda, adatnya berbeda-beda, tradisinya berbeda-beda, bahasa daerahnya berbeda-beda.

Untuk itu, Presiden menitipkan pesan untuk menjaga persaudaraan, kesatuan, kerukunan kita. “Inilah kekuatan negara kita Indonesia, aset terbesar bangsa ini adalah persatuan dan persaudaraan Inilah aset terbesar kita,” ucap Presiden Jokowi.

Quote