Ikuti Kami

Presiden Ungkap Alasan Gratiskan Jalan Tol Suramadu

Jokowi mengaku pada 2015 mendapatkan informasi bahwa tarif Tol Jembatan Suramadu terlalu mahal sehingga menghambat perekonomian masyarakat.

Presiden Ungkap Alasan Gratiskan Jalan Tol Suramadu
Presiden saat mengunjungi Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Selasa (18/12).

Bangkalan, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo menyampaikan alasannya menggratiskan dan membebaskan tarif tol Jembatan Surabaya Madura (Suramadu) di hadapan para ulama Madura.

"Saya ingin menyampaikan mengenai masalah Jembatan Suramadu. Saya mendapatkan banyak masukan di Madura mengenai jembatan ini," kata Joko Widodo saat berpidato dalam acara Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan, Rabu, yang digelar di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan, Rabu (19/12).

Baca: Tarif Tol Trans Jawa Masih Didiskusikan

Jokowi mengaku pada 2015 mendapatkan informasi bahwa tarif Tol Jembatan Suramadu terlalu mahal sehingga menghambat perekonomian masyarakat setempat, Ketika itu, Jokowi sebagai Presiden memutuskan untuk memangkas 50 persen tarif tol jembatan itu.

"Di 2015 saya mendapat informasi, tarifnya, karcisnya untuk jembatan terlalu mahal. Kemudian saya potong. Saya ketemu lagi dengan para ulama, katanya tetap mahal. Ya sudah digratiskan saja," kata Presiden.

Pembebasan tarif kata dia, dimungkinkan karena Jembatan Suramadu dibangun dengan biaya APBN.

"Karena setelah saya lihat, Jembatan Suramadu itu dari APBN jadi memungkinkan tarifnya dibebaskan," katanya.

Menurut dia, pembebasan tarif dilakukan untuk kepentingan dukungan pengembangan ekonomi di wilayah Madura.

Baca: Pembubaran BPWS Perlu Dikaji Ulang

"Kenapa dibebaskan? Karena dari Pulau Jawa ke Madura ya aksesnya Jembatan Suramadu. Tak ada yang lain. Kalau lewat saja bayar, inikan pengembangan ekonomi di Madura di depannya. Inilah, agar manfaat ini dimanfaatkan dengan baik," katanya.

Pada kesempatan itu, Jokowi hadir dalam acara Deklarasi Ulama Madura untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf yang diselenggarakan atas dukungan Yenny Wahid melalui Konsorsium Kader Gusdur.

Quote