Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Puan Maharani memuji keaslian budaya dan kuliner tradisional yang tetap terjaga di Kampoeng Djadhoel, kawasan Kampung Batik Rejomulyo, Semarang Timur. Saat berkeliling bersama Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng dan Wakil Wali Kota Iswar Aminuddin, Puan menyebut kekuatan tradisi di kampung ini sebagai aset penting yang harus dijaga.
“Saya tanya bagaimana membuat tampah jajanan pasar, bagaimana proses pesanan, hingga harganya. Hal seperti ini sulit kita temukan di Jakarta,” kata Puan saat berdialog dengan warga, dikutip Senin (1/12/2025).
Puan juga menyoroti produk-produk rumahan yang menggunakan bahan kebun warga serta jajanan dan gorengan tradisional yang menurutnya memiliki aroma khas, berbeda dengan yang sering ditemui di kota besar.
Ia berharap kekuatan budaya Kampoeng Djadhoel dapat terus dipromosikan agar menjadi sumber kesejahteraan masyarakat.
“Ini kampung yang harus kita lestarikan. Kekhasan seperti ini tidak ada di tempat lain,” ucapnya.
Kunjungan tersebut menjadi dorongan moral bagi warga sekaligus dukungan terhadap upaya pelestarian budaya yang selama ini dilakukan Pemkot Semarang. Wali Kota Agustina menyebut kehadiran Puan sebagai energi baru bagi masyarakat Rejomulyo.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah tengah menggerakkan berbagai program kreatif untuk mempromosikan Kampoeng Djadhoel, termasuk kompetisi konten media sosial yang melibatkan warga setempat.
Agustina juga meminta camat dan lurah melakukan pembenahan lingkungan agar kampung semakin layak menjadi destinasi wisata. Upaya itu dilakukan tanpa mengubah karakter asli kawasan. Selain itu, dukungan anggaran akan tetap diberikan, termasuk bantuan Rp25 juta bagi setiap RT.
“Mbak Puan, matur nuwun. Kehadiran panjenengan memberi berkah luar biasa bagi warga. Semoga Kampoeng Djadhoel semakin ramai dan semakin dicintai warganya,” ucap Agustina.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin menilai kunjungan Puan memperkuat semangat para perajin batik. Ia menegaskan bahwa Kampoeng Djadhoel merupakan kawasan bersejarah yang telah dikenal sebagai kampung batik sejak era kolonial.
Pemerintah, katanya, terus berkomitmen memperbaiki kawasan tersebut secara bertahap, termasuk pembangunan rumah workshop sebagai pusat belajar batik bagi anak muda.
“Tujuannya agar anak-anak tetap mempertahankan Kampoeng Djadhoel sebagai kampung batik. Semoga workshop ini bisa menjadi ruang kreatif baru bagi warga,” ujar Iswar.
Dengan perhatian tokoh nasional, kerja pemerintah daerah, serta antusiasme masyarakat, Kampoeng Djadhoel semakin mengukuhkan diri sebagai kawasan budaya yang hidup dan siap menjadi ikon baru pariwisata Semarang.

















































































