Ikuti Kami

Putra : Nilai Pancasila Sebagai Pondasi, Membentengi Masyarakat Indonesia dari Ideologi Asing

ntegrasi nilai Pancasila dalam kehidupan digital tidak lagi sekadar ceramah.

Putra : Nilai Pancasila Sebagai Pondasi, Membentengi Masyarakat Indonesia dari Ideologi Asing
Anggota MPR Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan.

Jakarta, Gesuri.id – Anggota MPR Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengatakan nilai Pancasila sebagai pilar pertama dari 4 Pilar MPR harus dapat diintegrasikan secara kreatif dan praktis dalam aktivitas digital masyarakat.

Gerakan ini tidak hanya memperkuat identitas nasional di ruang online, tetapi juga membentuk benteng perlindungan kolektif agar masyarakat tidak mudah terjebak oleh manipulasi informasi yang bertentangan dengan nilai lokal.

Baca: Ganjar Ingatkan Anak Muda Harus Jadi Subjek Perubahan

"Integrasi nilai Pancasila dalam kehidupan digital tidak lagi sekadar ceramah, melainkan tindakan konkret yang dilakukan oleh berbagai kalangan. Kreator konten, komunitas online, dan bahkan individu biasa mulai memasukkan nilai-nilai Sila 1 hingga Sila 5 dalam postingan, video, dan interaksi mereka," kata Putra di Jakarta, Senin (8/12).

Menurut Putra untuk dapat membumikan Pancasila diperlukan penyebar luasan vide0-video ideologi Pancasila yang menampilkan cerita tentang bagaimana menghargai pendapat orang lain meskipun berbeda. Video tersebut telah dilihat lebih dari 2 juta kali di TikTok dan diikuti dengan diskusi positif tentang pentingnya kemanusiaan adil dalam berkomunikasi online.

"Kita tidak perlu menyebutkan 'Pancasila' setiap detik, tapi nilai-nilainya bisa disampaikan melalui cerita yang relatable. Ketika orang melihat bagaimana nilai itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari online, mereka akan lebih mudah memahami dan mengikutinya," ujarnya.

Putra menambahkan masalah ideologi asing yang memecah belah seringkali menyebar melalui konten yang menimbulkan kebencian antar kelompok, merendahkan nilai lokal, atau merusak persatuan bangsa. Di sinilah Pancasila berperan sebagai "filter informasi" yang membantu masyarakat membedakan antara konten yang konstruktif dan yang merusak.

Data dari Badan Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa jumlah laporan konten memecah belah yang ditangani telah meningkat 35% dalam setahun terakhir, dan sebagian besar laporan berasal dari masyarakat yang menggunakan nilai Pancasila sebagai acuan.

Baca: Gewsima Mega Putra Tegaskan Guru Adalah Pilar Utama

Dengan semakin kuatnya integrasi Pancasila dalam aktivitas digital, masyarakat Indonesia diharapkan dapat menjadi bagian dari globalisasi tanpa kehilangan jati diri. Nilai-nilai Pancasila tidak hanya berfungsi sebagai benteng perlindungan, tetapi juga sebagai jembatan untuk mempromosikan nilai lokal ke dunia.

"Kita bisa bangga dengan identitas kita dan tetap terbuka terhadap dunia. Pancasila memberikan landasan yang kuat untuk itu – memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang di mana saja, tetapi tetap setia pada nilai-nilai yang telah membangun bangsa ini selama bertahun-tahun," katanya

Quote