Jakarta, Gesuri.id - Anggota MPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengatakan, 4 Pilar MPR – Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika – bukan sekadar konsep abstrak, melainkan pijakan konkret yang membentuk identitas nasional setiap warga negara, termasuk anak-anak.
"Pancasila berfungsi sebagai panduan perilaku yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, alam, dan negara. Bagi anak-anak, pemahaman tentang sila-sila Pancasila sejak dini akan membantu mereka membangun karakter yang baik, seperti rasa empati, kejujuran, dan rasa tanggung jawab," katanya Senin 15/12 di Jakarta. .
Sementara itu, tambah Putra, UUD 1945 mengajarkan anak-anak tentang struktur negara dan hak serta kewajiban yang harus mereka jalankan sebagai warga negara. Hal ini penting untuk mencegah munculnya kesalahpahaman tentang sistem pemerintahan dan membentuk sikap menghormati hukum.
Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri
"Nilai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, di sisi lain, berperan dalam menanamkan rasa persatuan di tengah keberagaman. Di negara dengan ribuan suku dan budaya seperti Indonesia, anak-anak yang diajarkan untuk menghargai perbedaan sejak kecil akan tumbuh menjadi individu yang toleran dan mampu bekerja sama dengan berbagai kalangan – hal yang esensial untuk menjaga keutuhan bangsa," katanya.
Putra menambahkan sosialisasi 4 Pilar MPR tidak dapat berjalan efektif jika hanya bergantung pada satu pihak. Program ini mengedepankan kolaborasi tiga lembaga utama yang berperan dalam perkembangan anak-anak. Keluarga adalah lingkungan pertama di mana anak-anak belajar nilai-nilai hidup. Oleh karena itu, sosialisasi menekankan peran orang tua sebagai contoh langsung dalam menerapkan Pancasila. Aktivitas sederhana seperti berdoa bersama, berkomunikasi dengan sopan, atau mengambil keputusan melalui musyawarah bukan hanya mempererat ikatan keluarga, tetapi juga mengajarkan anak-anak untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut secara praktis. Tanpa dukungan keluarga, upaya pendidikan nilai di luar rumah akan sulit memberikan dampak yang berkelanjutan.

Kedua adalah sekolah sebagai tempat pengembangan nilai. Sekolah berperan sebagai lembaga yang mengorganisir pembelajaran nilai secara sistematis. Dengan mengintegrasikan materi tentang 4 Pilar MPR ke dalam kurikulum dan aktivitas ekstrakurikuler, sekolah membantu anak-anak mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan bersama teman sebaya. Kegiatan seperti lomba pidato tentang tokoh nasional atau kerja bakti bersama tidak hanya meningkatkan keterampilan akademik, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan cinta tanah air.
Ketiga adalah masyarakat sebagai ruang penerapan nilai. Masyarakat menyediakan ruang bagi anak-anak untuk menguji dan mengamalkan nilai-nilai yang dipelajari. Organisasi pemuda, kegiatan kemasyarakatan, dan festival budaya menjadi wadah di mana anak-anak dapat berinteraksi dengan berbagai latar belakang masyarakat, belajar menghargai perbedaan, dan berkontribusi pada pembangunan lingkungan sekitar. Hal ini membantu mereka memahami bahwa nilai Pancasila bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kesejahteraan bersama.
Baca: Ganjar Ingatkan Anak Muda Harus Jadi Subjek Perubahan
"Sosialisasi 4 Pilar MPR yang fokus pada anak-anak diharapkan memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam membangun generasi yang berkarakter. Anak-anak yang diajarkan nilai Pancasila sejak dini akan tumbuh menjadi individu yang memiliki integritas, rasa tanggung jawab, dan empati terhadap sesama – kualitas yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang adil dan sejahtera," katanya.
Sosialisasi 4 Pilar MPR dengan tujuanmendidik anak-anak sebagai generasi penerus nilai Pancasila adalah langkah strategis dan penting untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa. Melalui kolaborasi keluarga, sekolah, dan masyarakat, nilai-nilai dasar negara dapat ditanamkan secara efektif dan dijadikan bagian dari kehidupan sehari-hari anak-anak.
Dampak yang diharapkan tidak hanya terbatas pada pembentukan karakter individu, tetapi juga pada pemeliharaan keutuhan NKRI dan pembangunan bangsa yang lebih baik. "Oleh karena itu, dukungan dari seluruh komponen masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan program ini dapat menjangkau setiap anak di Indonesia dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masa depan kita Bersama," pungkasnya.

















































































