Ikuti Kami

Rafael Situmorang Desak Pemda Evaluasi Menyeluruh Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Rafael, yang mewakili Dapil 1 (Kota Bandung dan Cimahi), menegaskan bahwa evaluasi harus dilakukan secara komprehensif.

Rafael Situmorang Desak Pemda Evaluasi Menyeluruh Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) Fraksi PDI Perjuangan, Rafael Situmorang SH.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) Fraksi PDI Perjuangan, Rafael Situmorang SH, mendesak pemerintah daerah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul kasus keracunan massal di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Evaluasi menyeluruh,” kata Rafael Situmorang, Selasa (23/09/2025)

Rafael, yang mewakili Dapil 1 (Kota Bandung dan Cimahi), menegaskan bahwa evaluasi harus dilakukan secara komprehensif agar tidak merugikan anak-anak sebagai penerima manfaat utama program MBG. 

Ia menilai insiden ini menjadi alarm bagi penyelenggara agar memperbaiki kualitas pengelolaan dan pengawasan makanan.

Belakangan, sejumlah insiden yang berkaitan dengan distribusi makanan dalam program MBG ramai diberitakan, mulai dari keluhan kualitas makanan hingga dugaan keracunan. 

Hal ini memunculkan sejumlah wacana di masyarakat, termasuk usulan pengalihan bentuk program menjadi bantuan langsung.

“Lebih baik di serahkan kepada orang tuanya untuk memasak MBG nya,” ucapnya.

Adapun kasus keracunan MBG terbaru terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, di mana ratusan pelajar diduga keracunan usai menyantap menu MBG di sekolah pada Selasa (23/9/2025).

Jumlah korban disebut mencapai hingga 301 pelajar. Ratusan korban dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan, yakni 116 siswa dirawat di Puskesmas Cipongkor, 13 orang di Bidan Desa Sirnagalih, 27 orang di RSUD Cililin, 127 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, dan 18 orang lainnya di RSIA Anugrah.

Kasus serupa juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, di mana 569 siswa mengalami gejala muntah, mual, dan diare usai menyantap menu MBG. Kejadian berulang ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat terkait kualitas bahan pangan, higienitas pengolahan, serta pengawasan pelaksanaan program.

Rafael menekankan bahwa pemerintah harus menjadikan keselamatan anak sebagai prioritas utama dan segera memperbaiki mekanisme pengadaan serta distribusi makanan agar insiden serupa tidak terulang.

Quote