Ikuti Kami

Rahmad Minta Pemerintah Kebut Vaksinasi Booster ke Remaja

BPOM mengizinkan Pfizer dengan teknologi m-RNA digunakan sebagai vaksin booster COVID-19 untuk anak-anak berusia 16-18 tahun.

Rahmad Minta Pemerintah Kebut Vaksinasi Booster ke Remaja
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo meminta pemerintah segera laksanakan vaksin dosis ketiga atau booster ke anak usia 16-18 tahun.

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) mengizinkan Pfizer dengan teknologi m-RNA digunakan sebagai vaksin booster COVID-19 untuk anak-anak berusia 16-18 tahun.

Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan ilmiah sejumlah aspek dan rekomendasi dari Komite Nasional Penilaian Obat dan Vaksin COVID-19, Indonesian Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), serta asosiasi klinisi.

Baca: Kematian COVID-19 Meningkat, Rahmad Tegaskan Hal Ini!

Langkah percepatan ini diperlukan guna menekan laju penyebaran Covid-19.

Sebab, sampai saat ini capaian vaksin dosis ketiga masih dibawah 30 persen, sehingga hal ini menjadi perhatian khusus untuk segera ditindaklanjuti.

“Kita sambut positif Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengizinkan vaksinasi anak usia 16-18 tahun. Apalagi capaian booster kita masih di bawah 25 persen secara nasional,” kata Rahmad dalam keterangannya, Kamis (4/8).

Menurutnya, izin pemberian booster kepada anak menjadi harapan baru bagi Indonesia untuk terus bisa mengendalikan penularan COVID-19. Apalagi, kata dia, saat ini anak-anak sudah sekolah tatap muka 100 persen.

Rahmad mengatakan kondisi fisik anak mungkin lebih bagus sehingga bisa kuat melawan virus, tetapi anak bertemu orang tua, kakek, dan neneknya saat di rumah yang kondisi fisiknya belum tentu prima.

Baca: Puan Minta Pemerintah Kejar Target Booster Pertama

“Anak sudah 100 persen sekolah tentu potensi menularkan cukup besar. Saya rasa segera saja dilakukan vaksin booster,” ucap Rahmad.

Menurut Rahmad, vaksinasi booster memungkinkan menjadi syarat bagi anak yang ingin sekolah tatap muka. Dia berpendapat mengajak anak-anak untuk mengikuti vaksinasi booster tidak sesulit menggerakkan orang dewasa.

“Justru yang di atas anak-anak butuh usaha dan kreativitas pemerintah untuk menarik agar mau vaksin booster, terutama pemerintah daerah, strateginya apa agar masyarakat sadar bahwa vaksin untuk menciptakan kekuatan massal,” katanya.

Quote