Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof Dr Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) harus tetap dijaga hingga saat ini, terutama di tengah situasi global yang masih dipenuhi praktik ketidakadilan oleh negara-negara maju.
“Semangat KAA ini masih sangat relevan,” kata Rokhmin, dikutip pada Selasa (25/11/2025).
Menurut Rokhmin, masih banyak negara maju yang menerapkan standar ganda dalam isu kemanusiaan meskipun fakta ketidakadilan telah terlihat jelas. Karena itu, ia mendorong adanya kerja sama yang lebih kuat antarnegara untuk menjawab berbagai persoalan dunia, termasuk kemiskinan dan kelaparan yang masih tinggi.
Rokhmin menilai saat ini, dunia perlu memperhatikan seluruh aspek kehidupan manusia. Pasalnya angka kelaparan dan kemiskinan di dunia masih sangat tinggi.
“Untuk itu kolaborasi lintas negara dibutuhkan agar dapat mengurai masalah-masalah yang tengah dihadapi,” ucapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan The Ambassador Summit 2025 – Road to 71th Asia Africa Conference yang diselenggarakan oleh National Youth Council (NYC) Indonesia bersama KNPI dan NAMYO di Bogor, 20–23 November 2025.
Acara ini merupakan rangkaian peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika dan menghadirkan para duta besar negara Asia-Afrika, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, pengusaha, pemuda, hingga akademisi.
Selain sebagai forum dialog, kegiatan ini bertujuan memperkuat posisi Jawa Barat sebagai pilar pertumbuhan ekonomi nasional melalui potensi perdagangan, investasi, dan kolaborasi internasional.
Sejumlah tokoh turut menyampaikan pandangan mereka dalam kegiatan tersebut. Duta Besar Mozambique Belmiro Jose Malate menegaskan bahwa semangat anti kolonialisme dan anti imperialisme yang dicetuskan di KAA harus terus dijaga.
“Kita masih memiliki tantangan yang sama hari ini, kolonialisme sudah tiada, imperialisme masih ada. Kita masih harus melawan. Kita masih harus mengembangkan ekonomi kita, mengembangkan anak-anak kita, (dan) masih memiliki agenda yang sangat penting untuk diimplementasikan,” ujarnya.
Sementara itu, Dubes Turki Prof Dr Talip Kucukcan menilai kerja sama Selatan–Selatan harus tetap menjadi roh perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
“South South Cooperation ini ujungnya adalah menuju kesejahteraan umat, menuju kesejahteraan dunia. Jadi itu yang harus selalu gelorakan bahwa ada orang-orang yang dahulu sudah memikirkan bagaimana negara itu terbentuk dan tujuan negara itu harus dikawal bersama,” ungkapnya.
Konsuler Politik Kedutaan Besar India Vikram Vardham juga menegaskan bahwa KAA memiliki dampak besar dalam mempercepat kemerdekaan negara Asia dan Afrika.
“Setelah konferensi Bandung, kami melihat banyak negara-negara yang berkembang dan banyak negara-negara di Asia dan Afrika yang mendapatkan kemerdekaan,” ucap Vikram Vardhan.
Di kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Ethiopia HE. Prof Fekadu Beyene Aleka menyebut kerja sama Selatan–Selatan harus menjadi fondasi kesejahteraan rakyat dan keadilan ekonomi antarnegara berkembang.
“Spirit Konferensi Asia Afrika jangan hanya menjadi lips service dan jargon semata, tapi harus di implementasikan demi terwujud nya keadilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta perdamaian dunia,” pungkasnya.

















































































