Ikuti Kami

Sadarestuwati Ingatkan Pesantren Agar Terhindar dari Kekerasan dan Praktik Bullying

“Kita sadar betul pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang sehat, baik secara fisik maupun mental."

Sadarestuwati Ingatkan Pesantren Agar Terhindar dari Kekerasan dan Praktik Bullying
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestuwati.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Sadarestuwati, menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan sehat di lingkungan pesantren. 

Hal ini ia sampaikan dalam Sarasehan Santri Berdaya yang digelar di Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak (BBE), Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Minggu (15/6/2025). Kegiatan ini diikuti oleh ratusan santri dari berbagai pesantren di wilayah Bareng.

“Kita sadar betul pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang sehat, baik secara fisik maupun mental. Dengan sosialisasi seperti ini, saya berharap anak-anak kita bisa terhindar dari kekerasan dan praktik bullying yang selama ini menjadi keresahan bagi orang tua maupun lembaga pendidikan,” tegas perempuan yang akrab disapa Mbak Estu ini.

Sadarestuwati mengungkapkan, Jombang sebagai daerah dengan banyak pondok pesantren dan sistem boarding school memiliki intensitas interaksi yang tinggi antara santri dan tenaga pendidik. Oleh karena itu, pemahaman bersama mengenai bahaya dan dampak bullying sangat diperlukan.

“Bullying bukan hanya berdampak fisik, tapi juga psikis. Jika anak tumbuh dalam tekanan dan lingkungan yang tidak sehat, maka akan mencetak generasi yang rentan dan tidak siap menghadapi masa depan,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, termasuk lembaga keagamaan dan aparat penegak hukum, dalam membangun sistem perlindungan anak yang kuat di lingkungan pendidikan.

“Kami di DPR RI berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan kampanye kesadaran bersama seluruh pihak,” tandasnya.

Dalam sarasehan tersebut, turut hadir Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Wiwin Sumrambah, yang mengajak para santri untuk menjaga diri dari pergaulan bebas, pernikahan dini, serta penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif (napsa).

“Santri harus menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan ceria. Di era digital, anak muda harus cerdas dalam memilih informasi dan solusi, bukan diperbudak teknologi,” ujarnya.

Wiwin juga menyampaikan bahwa upaya pencegahan perundungan harus menjadi perhatian bersama dan bahwa santri harus mampu menjaga diri sekaligus memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.

“Kalian semua adalah harapan orang tua, bangsa, dan negara. Gunakan teknologi untuk kebaikan, bukan untuk mengabaikan nilai-nilai pendidikan,” pesannya.

Sarasehan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara wakil rakyat, aparat kepolisian, dan lembaga pendidikan dalam membangun generasi muda yang sehat secara fisik dan mental. Di tengah tantangan era digital dan kompleksitas sosial, santri diharapkan tampil sebagai pelopor perubahan yang bermartabat dan berdaya saing.

Sebagai penutup kegiatan, tiga orang santri Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak menerima beasiswa Cahaya Pintar dari YBM PLN UP3 Mojokerto.

Quote