Ikuti Kami

Selamatkan Aset Negara, Jateng Gandeng ATR/BPN

Pemerintah memerlukan legalitas terhadap seluruh aset yang dimiliki untuk menghindari konflik pertanahan.

Selamatkan Aset Negara, Jateng Gandeng ATR/BPN
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam upacara HUT Agraria dan Tata Ruang di Kanwil ATR BPN Jateng, Selasa (24/9).

Semarang, Gesuri.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng Kantor Wilayah Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) membentuk tim khusus untuk menyelamatkan aset negara yang ditargetkan menyelesaikan proses legalitas seluruh aset pada 2023.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pemerintah memerlukan legalitas terhadap seluruh aset yang dimiliki untuk menghindari konflik pertanahan.

Baca: Jateng Jadi Rujukan Utama Relokasi 11 Perusahaan dari China

"Kita butuh satu bukti yang pernah ada, kita bekerja sama dengan ATR/BPN, bagaimana menyelamatkan aset negara yang tidak mudah, dari proses hukum," katanya di Semarang, Selasa (24/9).

Menurut Ganjar, sengketa lahan memang kerap jadi persoalan pelik dan salah satu yang dihadapi Pemprov Jateng adalah persoalan kepemilikan lahan di Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Semarang.

Image result for pendataan aset negara yang dilakukan ATR/BPN

"Berkat perjuangan hukum sekitar enam tahun akhirnya Pemprov Jateng berhasil memenangkan sengketa tersebut dan memegang sertifikat lahan yang mencapai 237 hektare tersebut," ujarnya.

Berdasarkan pengalaman itu, lanjut Ganjar, pendataan aset negara yang dilakukan ATR/BPN menjadi penting yakni meyakinkan bahwa seluruh milik negara harus terurus dengan baik atau minimal bersertifikat.

"Kalau secara administratif dan dokumen ada, kita akan aman jika ada yang menggugat dan kita sudah ada pegangan," katanya.

Baca: Mantap, Jateng Raih WTP Delapan Kali Berturut-turut

Ganjar mengakui masih banyak aset Pemprov Jateng yang sampai saat ini belum bersertifikat dan untuk menanganinya diperlukan percepatan dengan menggandeng Kanwil ATR/BPN Jateng untuk mendata dan mengurus legalitas.

"Masih banyak yang belum, maka kalau ada 'crash program' ini akan lebih baik. Kalau perlu tidak usah bayar, untuk negara kita berikan. Kalau perlu ada tim khusus yang menangani ini. Ke depan kita bisa cepat jika harus menggunakan tanah tersebut," ujarnya.

Quote