Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina mempertanyakan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada mantan Presiden RI ke-2, Soeharto.
Sebab, penganugerahan gelar Pahlawan Nasional melalui penilaian dan indikator yang ada.
Baca: Ganjar Pranowo Harap Masalah Gas Melon Cepat Tuntas
"Saya masih belum bisa memberikan tanggapan mengenai karakter atau indikator apakah seseorang ini layak menjadi Pahlawan Nasional atau tidak. Yang punya dan bisa menilai indikator tersebut adalah lembaga resmi. Sehingga apakah saya pantas menjadi pahlawan nasional, apakah Soeharto pantas menjadi pahlawan nasional? Pasti negara punya alasan dengan melibatkan komponen yang ada," kata Selly di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (22/4).
Politisi PDI Perjuangan itu mengakui, Soeharto dikenal sebagai Bapak Pembangunan Indonesia. Maka kalau beliau memang akan dikategorikan sebagai Pahlawan Nasional, maka itu sebagai Bapak Pembangunan Indonesia.
"Memang nanti harus dijelaskan juga oleh Kementerian Sosial (Kemensos) atau lembaga yang khusus menangani penilaian tadi, apa alasan untuk memberikan gelar sebagai Pahlawan Nasioal, biasanya ada naskah akademik. Insya Allah kita akan panggil Kementerian Sosial," kata anggota DPR RI dari dapil Jabar VIII ini.
Ia menambahkan, lebih baik gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada tokoh-tokoh daerah yang telah berjuang untuk daerah karena bisa memberikan multiflyer effect.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
Ia mencontohkan pemberian gelar pahlawan nasional kepada tokoh NU, Kiai Abdullah Abbas dari Buntet, Cirebon.
"Beliau ini salah satu pejuang nasional dari Cirebon. Tapi saat 10 November, nama beliau muncul meskipun orang tidak banyak tahu itu. Meskipun dari daerah tapi bisa jadi pahlawan nasional," kata Selly.