Ikuti Kami

Stafsus Milenial Bukan Pajangan, Harus Out of The Box

Stafsus harus bisa menghadirkan ide dan skema sumber penerimaan baru di bidang ekonomi kreatif bagi negara.

Stafsus Milenial Bukan Pajangan, Harus Out of The Box
Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan. (Foto: ElvaNurulPrastiwi/Gesuri.id)

Jakarta, Gesuri.id - Ada yang baru dari kabinet pemerintahan Presiden Jokowi pada  periode kedua ini. Setelah mengumumkan jajaran para menteri, wakil menteri beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi mengumumkan tujuh orang staff khusus (stafsus) milenial di Istana Merdeka Jakarta. Mereka adalah CEO and Founder Creativepreneur Putri Indahsari atau Putri Tanjung; pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara; perumus gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi; pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia, CEO Amarta Andi Taufan Garuda Putra, pendiri Yayasan Kitong Bisa G Billy Mambrasar dan aktvis PMII Aminuddin Maruf

Kehadiran staff khusus dari kalangan milenial ini langsung mendapat tanggapan positif dari Anggota Komisi  X DPR dari Fraksi  PDI Perjuangan Putra Nababan. Menurutnya, para staff khusus tersebut harus bisa membuktikan kemampuannya melalui output yang akan dihasilkan nanti. 

Baca Juga: Pancasila Harus Diajarkan Lewat Metode Transformatif Sekolah

"Karena sebagian dari mereka datang dari kalangan praktisi ekonomi kreatif, maka kita berharap mereka bisa memunculkan ide, gagasan dan skema  sumber-sumber penerimaan baru buat negara terutama dari sektor ekonomi kreatif. Apakah juga bisa membuat terobosan dengan menciptakan lapangan kerja baru bagi generasi milenial mengingat tidak lama lagi negara  kita akan mendapatkan bonus demografi. Semua itu harus bisa  dibuktikan segera melalui kerja nyata," kata Mantan Pemimpin Redaksi Metro TV kemarin. 

Seperti harapan yang disampaikan Presiden, staff khusus millenial diminta mencari cara yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan. Untuk itu Putra mengingatkan agar staff khusus milenial tidak sekedar menjadi pajangan atau figuran saja. Melainkan mereka membantu Presiden memberikan solusi kongkrit bagaimana mengoptimalkan generasi milenial melalui peningkatan kapasitas SDM menjadi tenaga terampil dan handal. "Para staff khusus ini juga harus bisa mewujudkan tugas-tugas khusus  yang diberikan Presiden Jokowi melalui terobosan-terobosan baru yang lebih kreatif dan segar. Yang melompat. Karena selama ini kita mengandalkan pemasukan dari sumber-sumber yang konvensional," katanya. 

Berdasarkan catatan Bank Dunia, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2018 adalah 3.932 dollar AS per tahun. Angka ini menandakan Indonesia masih berada di kelompok negara berpendapatan menengah-bawah. "Kita  sudah terjebak terlalu lama sebagai negara  dengan kategori middle income. Ini menandakan bahwa terlalu banyak persoalan yang membelit generasi milenial terutama sekali peluang untuk mendapatkan lapangan kerja yang makin sempit dan kompetitif," ujarnya. 

Baca Juga: Puan: DPR - Kadin Jangan Sampai Miskom

Di era Presiden Jokowi, tambah Putra, Indonesia  memiliki unicorn-unicorn besar. Ini sekaligus menunjukan bahwa Jokowi memberikan perhatian khusus dalam pada  generasi milenial melalui berbagai kemudahan yang diberikan seperti turut mempromosikan unicorn nasional ke berbagai investor besar di dunia. "Jadi sebenarnya tanpa kehadiran staff khusus milenial tersebut, Jokowi terbukti sangat mengerti generasi milenial. Bahkan dalam beberapa kesempatan Jokowi juga selalu ikut hadir bersama milienial," katanya. 

Seperti diketahui pada Pemilu 2019 lalu, sebanyak 56,1 persen pemilih usia milenial muda atau di bawah 34 tahun memilih pasangan Jokowi-Maruf Amin. Dan kalangan pemilih usia milenial tua atau di atas 35 tahun yang memilih Jokowi-Maruf Amin ada sebanyak 57,1 persen. "Tentunya kita menanti lompatan-lompatan yang dibuat Presiden yang asal usulnya dari ide dan gagasan Para staff khusus milenial ini. Selamat bertugas," ujarnya.

Quote