Sidoarjo, Gesuri.id - Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo, Tarkit Erdianto, menanggapi serius temuan data adanya puluhan ribu anak di Sidoarjo yang tercatat sebagai Anak Tidak Sekolah (ATS).
Ia menegaskan akan segera menindaklanjuti persoalan darurat pendidikan ini dengan langkah konkret bersama dinas terkait, memastikan tidak ada lagi generasi yang tertinggal dari bangku pendidikan.
“Menyikapi hal itu, kami akan kroscek kembali kebenaran data tersebut ke OPD terkait. Dalam waktu dekat kami akan memanggil OPD untuk memberikan klarifikasi atas data itu,” tegas Tarkit Erdianto, Selasa (28/10).
Baca: Pramono Anung Pastikan Akan Ada Kenaikan Layanan Transjakarta
Politisi PDI Perjuangan itu menyebut jumlah anak tidak sekolah yang mencapai puluhan ribuan jiwa bukan perkara kecil, ini adalah persoalan fundamental yang memerlukan perhatian khusus. Ia menilai pendidikan merupakan kunci utama dalam mencerdaskan generasi bangsa yang harus menjadi prioritas pembangunan daerah.
“Pendidikan adalah fondasi masa depan. Karena itu, Fraksi PDI Perjuangan akan menjadi garda terdepan dalam mengawal dan menyelamatkan generasi bangsa,” tegasnya.
Pernyataan Tarkit Erdianto ini menyusul keprihatinan aktivis pendidikan Sidoarjo, Badruzaman, yang sebelumnya telah menyoroti kondisi darurat pendidikan di Kota Delta.
Badruzaman mengungkapkan bahwa berdasarkan data Verval ATS Pusdatin Kemendikbudristek tahun 2025, tercatat sebanyak 10.457 anak di Kabupaten Sidoarjo berstatus tidak sekolah. Rincian data dari Badruzaman menunjukkan, 4.340 anak (41%) belum pernah mengenyam pendidikan, 3.504 anak (34%) putus di tengah jalan, dan 2.613 anak (25%) berhenti setelah lulus tanpa melanjutkan. Ironisnya, tiga kecamatan industri dengan jumlah ATS tertinggi adalah Taman (1.203 anak), Waru (1.112 anak), dan Sidoarjo (964 anak), yang menyumbang hampir 40 persen dari total ATS.
“Lebih dari sepuluh ribu anak di Sidoarjo kehilangan hak dasarnya untuk belajar. Ini bukan sekadar angka statistik, tapi tragedi sosial yang mengancam masa depan bangsa,” ujar Badruzaman.
Baca: Darmadi Durianto Apresiasi Kinerja Gemilang BNI 2025
Ia menjelaskan, sebagian besar anak tidak sekolah berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah dan akses pendidikan yang terbatas. Karena itu, ia mendorong pemerintah daerah dan pusat untuk segera mengambil langkah nyata.
“Presiden Prabowo harus turun tangan. Jangan biarkan anak-anak ini menjadi generasi yang dilupakan. Kita butuh kebijakan cepat dan berpihak kepada rakyat kecil,” tegasnya.
Fenomena ATS di Sidoarjo ini menjadi ironi tersendiri di tengah pesatnya pertumbuhan industri dan ekonomi daerah. Data ini menjadi alarm keras bagi semua pihak bahwa di balik kemajuan pembangunan, masih ada ribuan anak yang tertinggal dan menunggu uluran tangan untuk kembali ke bangku sekolah.

















































































