Ikuti Kami

Utut Adianto: PDI Perjuangan Ingin Melihat TNI Makin Kuat

Keberpihakan kepada anggaran tentara masih belum menampakkan seperti apa yang diceritakan di zaman Bu Megawati Soekarnoputri.

Utut Adianto: PDI Perjuangan Ingin Melihat TNI Makin Kuat
Wakil Ketua Komisi I DPR RI fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto saat Talkshow HUT ke-77 TNI adalah Kita, Sejarah, Kepeloporan dan Desain Masa Depan TNI di DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Minggu (9/10). (istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi I DPR RI fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto menyampaikan anggaran untuk pertahanan perlu terus dinaikkan demi meningkatkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari ancaman-ancaman pertahanan.

Baca: Megawati & Jokowi Bahas Kepemimpinan Nasional di Batu Tulis

"Berpolitik adalah soal keberpihakan. Jadi keberpihakan kepada anggaran tentara ini masih belum menampakkan seperti apa yang diceritakan di zaman Bu Megawati Soekarnoputri," ujar Utut saat Talkshow HUT ke-77 TNI adalah Kita, Sejarah, Kepeloporan dan Desain Masa Depan TNI di DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Minggu (9/10).

Utut menyatakan, TNI kuat merupakan keniscayaan bagi fraksi PDI Perjuangan. Karena itu, lanjut dia, PDI Perjuangan ingin melihat TNI yang kuat, disiplin, dan yang terpenting mendapat dukungan anggaran untuk terus memperkuat pertahanan nasional.

"PDI Perjuangan ingin melihat TNI kita makin kuat," tutur Utut.

Ia menyampaikan anggaran pertahanan Rp 134 Triliun jauh dari cukup. Utut membandingkan dengan Singapura, yang memiliki anggaran besar untuk sektor pertahanan. Menurutnya, anggaran untuk pertahanan idealnya adalah dua hingga tiga kali lipat dari anggaran yang ada saat ini.

"Idealnya paling tidak dibandingkan Singapura, idealnya kali dua atau kali tiga dari anggaran ini. Itu menurut saya," terang Utut.

Sedangkan, narasumber lainnya, yakni Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal (purnawirawan) Agus Supriatna, menyoroti beberapa tantangan bagi TNI di masa depan.

"Ada sebetulnya tiga hal yang perlu saya sampaikan untuk menghadapi tantangan zaman kini dan masa akan datang. Kita harus mempunyai strategi dan kebijakan nasional, bagaimana sumber daya manusianya dan masalah penyediaan Alutsista," kata Agus.

Agus mengatakan, sedianya kebijakan strategi pertahanan TNI, harus menyesuaikan tantangan Geopolitik, Regional maupun Global. "Kebijakan strategi pertahanan, harus fokus pada tantangan dan ancaman perang saat ini yaitu asimetris war, cyber war dan proxy War," ujarnya.

Baca: Sekjen Hasto: Panglima TNI Harus Visioner & Paham Jati Diri

Sementara, Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI (Purn) Ganip Warsito menyatakan TNI harus selalu menjadi garda terdepan bangsa ini dalam menghadapi berbagai ancaman, gangguan, tantangan, dan hambatan.

Selanjutnya, TNI harus selalu profesional dalam melaksanakan tugas yang dilandasi oleh Pancasila, undang-undang 1945 lalu sapta Marga dan Sumpah Prajurit. TNI juga tidak boleh jauh dari rakyat.

"Artinya TNI harus tetap manunggal dengan rakyat, karena bersama rakyat TNI itu akan kuat. Sebetulnya kekuatan TNI itu adanya di dalam persatuan dan kesatuan TNI dengan rakyat," tutur Ganip.

Quote