Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo mengatakan saat ini orangtua memiliki tugas untuk memberikan edukasi soal pentingnya vaksinasi COVID-19.
Selain itu, penerapan displin protokol kesehatan usai vaksin kepada anak-anak.
"Pertama tentu adalah tugas dan tanggung jawab orang tua untuk melakukan satu edukasi dan pemahaman kepada anak-anak kita agar protokol kesehatan di masyarakat. Kemudian di rumah, sekitar itu harus menjadi harga yang benar-benar diperhatikan," ujarnya.
Baca: COVID-19 Varian Delta, Ini Permintaan Rahmad ke Orangtua
Secara khusus Rahmad menyambut baik penggunaan vaksin Sinovac bagi anak-anak untuk mempercepat pembentukan kekebalan tubuh kelompok atau herd immunity.
"Tentu kita sambut baik keputusan dari pemerintah mengizinkan vaksinasi yang mencakup anak-anak terkhususnya di bawah 18 tahun. Tentu keputusan ini dasarnya melalui kajian data vaksin yang telah dilakukan dan digunakan di berbagai negara. Dan ini untuk percepatan herd immunity segera tercapai," kata Rahmad.
Untuk proses vaksinasi anak-anak, politikus PDI Perjuangan itu mengusulkan agar fasilitas kesehatan bekerja sama dengan sekolah atau rumah dan perumahan sebagai tempat vaksinasi anak-anak. Selain itu, diharapkan orang tua juga mengantar anak saat hendak vaksin.
"Saya kira ini harus gunakan cara yang istilahnya bisa melalui kerja sama dengan sekolah. Dengan cara tidak berbodong-bondong tapi mungkin barangkali 25 persen hari ini sekolah untuk fasilitas digunakan dengan tentunya dengan prokes pembatasan ya," ujarnya.
Baca: Vaksin Tidak Efektif Jika Masyarakat Abaikan Prokes
"Tapi memang harus diantar orang tua karena kan anak-anak. Namanya anak-anak untuk prokes masih perlu jadi perhatian kita bersama. Kedua bisa kerja sama dengan rumah-rumah atau perumahan kompleks untuk mendatangkan faskes, banyak alternatif," jelas Rahmad.
Menurut dia, yang terpenting anak harus diawasi saat proses vaksinasi berlangsung. Sehingga tidak malah tertular COVID-19 saat vaksin.
"Paling tidak jangan sampai ketika proses vaksinasi itu justru tertular. Karena euforia yang selama ini tinggal di rumah, kemudian untuk proses vaksinasi kemudian berduyun-duyun, desak-desakan, berebut. Ini yang harus kita hindarkan," tandasnya.