Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI, Yasonna H. Laoly, melaksanakan kegiatan reses masa persidangan I tahun sidang 2025/2026 di Jalan Setiabudi, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, Selasa (14/10).
Kegiatan ini digelar bersama Yayasan Katalisator Keadilan Indonesia (Katadil Indonesia) untuk menyerap aspirasi masyarakat, khususnya kelompok pekerja informal dan kaum miskin kota. Dalam kegiatan tersebut, hadir pedagang asongan, pengamen jalanan, penarik becak, pemulung, tuna wisma, serta sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Medan. Mereka merupakan kelompok masyarakat dampingan Yayasan Katadil Indonesia.
Yasonna menjelaskan bahwa kegiatan reses merupakan amanat konstitusi bagi anggota DPR untuk kembali ke daerah pemilihannya dan menampung aspirasi rakyat.
Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap
“Reses ini adalah tugas konstitusional setiap anggota dewan untuk mendengarkan langsung suara rakyat dan memperjuangkannya,” ujarnya.
Dalam dialog yang berlangsung terbuka, Yasonna mendengar berbagai keluhan masyarakat, salah satunya dari B. Br. Siregar, pedagang asongan di Simpang Ringroad Setiabudi. Ia menceritakan kesulitan hidupnya membesarkan tujuh anak, dua di antaranya mengalami gangguan jiwa akibat penyalahgunaan narkoba.
Ia juga mengaku tidak pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah meski memiliki identitas kependudukan.
Menanggapi hal tersebut, Yasonna menunjukkan keprihatinannya dan langsung menugaskan stafnya di Medan, Daylon Sitanggang, untuk menindaklanjuti persoalan itu ke instansi terkait. Ia juga berjanji akan menyampaikan temuan tersebut kepada pemerintah pusat.
Selain isu sosial, Yasonna juga mencatat berbagai aspirasi masyarakat terkait perlindungan hukum bagi pekerja informal, pemenuhan hak asasi manusia, serta perlunya pembinaan dan pendampingan hukum bagi kaum miskin kota.
Ia menyoroti meningkatnya urbanisasi dan lemahnya pembangunan desa yang menyebabkan bertambahnya jumlah masyarakat miskin di kota-kota besar.
Baca: Kisah Unik Ganjar Pranowo di Masa Kecilnya untuk Membantu Ibu
Yasonna menekankan pentingnya pemerataan bantuan sosial, evaluasi program makan bergizi gratis, beasiswa yang tepat sasaran, serta pembukaan lapangan pekerjaan.
Ia juga mendorong mahasiswa untuk tetap aktif dalam kegiatan sosial masyarakat tanpa meninggalkan tanggung jawab akademik. Ketua Yayasan Katadil Indonesia, Arnot Hutasoit, menyampaikan bahwa tema kegiatan kali ini adalah “Kaum Miskin Kota Harus Menjadi Subjek Pembangunan Masyarakat Urban Berbasis Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia.” Menurutnya, pembangunan kota tidak boleh hanya berorientasi pada kepentingan investor dan kelas menengah ke atas, tetapi juga harus memberi ruang bagi masyarakat miskin untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
“Kaum miskin kota bukan sekadar penerima manfaat, tetapi harus menjadi bagian dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kebijakan pembangunan,” ujar Arnot.