Ikuti Kami

Aria Bima: Soal Pilpres Jangan Jadi Penghambat Kinerja Kader

"Demokrasi ini dari rakyat untuk rakyat. Dari rakyatnya sudah berlangsung di tahun 2019. Sedangkan untuk rakyatnya masih berlangsung".

Aria Bima: Soal Pilpres Jangan Jadi Penghambat Kinerja Kader
Politikus Senior PDI Perjuangan Aria Bima.

Sukoharjo, Gesuri.id - Politikus Senior PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan PDI Perjuangan tak ingin persoalan Pilpres 2024 jadi penghambat kinerja kader yang bertugas di legislatif dan eksekutif. 

Baca: Bamsoet Ngawur! Jangan Bawa Nama Presiden di Formula E

Sebab, lanjutnya, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pemilu 2019 memiliki tanggung jawab yang besar terhadap rakyat Indonesia.

"Demokrasi ini dari rakyat untuk rakyat. Dari rakyatnya sudah berlangsung di tahun 2019. Sedangkan untuk rakyatnya masih berlangsung selama lima tahun. Kita sebagai partai pemenang pemilu punya tanggung jawab itu," kata Aria Bima seusai acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (20/11).

Itu dikatakannya merespon alasan mengapa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melarang kadernya berbicara soal calon presiden (capres) 2024. Sebab, menurut Mega, PDI Perjuangan harus berfokus menyelesaikan tugas dalam lima tahun ini.

Aria menekankan daripada memikirkan pencapresan 2024, kader diminta fokus menangani permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini, antara lain harga minyak dan cabai yang tinggi.

PDI Perjuangan khawatir kepercayaan masyarakat akan turun ketika persoalan masyarakat tidak terselesaikan. Dia pun membandingkan dengan Partai Demokrat, yang kehilangan banyak suara pada Pemilu 2019.

"Makanya kita harus on the track agar tingkat kepuasan masyarakat tinggi. Jangan sampai terjadi seperti di era Pak SBY, suara (Partai Demokrat) hilang sampai 100 kursi. Salah-salah, ini juga bisa menimpa PDI Perjuangan," ujar dia.

Baca: Anies dan Wakilnya Marak Lakukan KKN Secara Aktif

Menurutnya, cukup Megawati yang memikirkan siapa sosok yang cocok untuk diajukan dalam Pilpres 2024. Mega dinilai sangat berpengalaman dalam mengambil langkah politik.

"Mohon maaf, Ibu Mega itu berbeda dengan ketua umum lainnya. Beliau putri Bung Karno, beliau tahu Orde Baru, tahu Reformasi, mengalami Presiden BJ Habibie, Gus Dur, sampai Jokowi, bahkan beliau pernah jadi presiden. Saya kira beliau akan sangat bijak dalam mengambil keputusan," pungkasnya. Dilansir dari detik.

Quote