Ikuti Kami

Bidan & Kader Kesehatan: Ganjar Pemimpin Mengayomi dan Memikirkan Kesehatan Warganya

Bidan Apri Yuanitha Eka Hargina: Saya terharu, karena sebagai garda terdepan, sangat senang diperhatikan oleh Pak Ganjar.

Bidan & Kader Kesehatan: Ganjar Pemimpin Mengayomi dan Memikirkan Kesehatan Warganya
Ilustrasi. Capres Ganjar Pranowo saat menyapa seorang anak kecil.

Cilacap, Gesuri.id – Kunjungan Ganjar Pranowo membuat haru dan berkaca-kaca saat bidan dan kader kesehatan sebagai garda terdepan, menceritakan pengalamannya bertemu Ganjar secara langsung.

Salah satu contoh, Bidan Desa Karangsari, Kecamatan Adipala, Cilacap, Apri Yuanitha Eka Hargina, mengisahkan betapa terharunya saat gubernur berambut putih mengunjungi aktivitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan stunting di desanya.

Baca: Ganjar Hanya Tersenyum saat Ditanya soal Wacana Duet dengan Prabowo

“Saya terharu, karena sebagai garda terdepan, sangat senang diperhatikan oleh Pak Ganjar,” ujarnya, baru-baru ini.

Menurutnya, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang mengayomi dan memikirkan kesehatan warganya.

“Beliau itu orang nomor satu di Jateng, yang mempertimbangkan kesehatan warga. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada saya secada langsung, saat berkunjung ke sini,” paparnya.

Perhatian Ganjar itulah yang membuat tenaga kesehatan semakin bersemangat dalam mengabdi, terutama melaksanaan Program 5NG (JateNG GayeNG NginceNG woNG meteNG).

“Saya jadi bidan sejak 2008, dan setelah bertemu Pak Ganjar saya semakin semangat untuk mengabdi,” paparnya.

Begitu pula dengan Eva Surirowanti, seorang kader kesehatan di Desa Randudongkal, Kabupaten Pemalang. Ia mengaku sangat salut dengan program 5NG yang diinisiasi Ganjar. Baginya, kehadiran Gubernur di tengah-tengah masyarakat tersebut merupakan hal yang luar biasa.

“Seorang Gubernur datang ke desa, bertemu langsung ibu hamil dan menyapa kader kesehatan itu hal yang luar biasa. Baru Pak Ganjar,” ungkapnya.

Sekadar informasi, program 5NG adalah upaya Ganjar Pranowo untuk menekan angka stunting, angka kematian ibu, bayi, dan balita di Jawa Tengah. Program tersebut bekerja sangat efektif. Terbukti, berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), tercatat tingkat stunting Jateng pada tahun 2018 sebesar 24,4 persen.

Kemudian turun menjadi 18,3 persen pada tahun 2019, dan turun lagi pada tahun 2020 menjadi 14,5 persen. Selanjutnya angka stunting di Jateng pada tahun 2021 kembali turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada tahun 2022 di angka 11,9 persen.

Baca: Litbang Kompas: Pemilih Perempuan Condong ke Ganjar

Sedangkan berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting Jawa Tengah masih di angka 27,68 persen. Pada tahun 2021 turun menjadi 20,9 persen.

Adapun angka kematian ibu berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sepanjang tahun 2022, angka kematian ibu 84,6 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun 2021 yang tercatat 199 per 100.000 kelahiran hidup.

Quote