Ikuti Kami

Calon Pensiunan TNI dan Polri Mulai Mencuat Jelang 2024

PDI Perjuangan memiliki mekanisme dan proses yang harus dilalui dalam setiap rekruitmen calon, baik itu pileg maupun pilkada.

Calon Pensiunan TNI dan Polri Mulai Mencuat Jelang 2024
Sekretaris PDI Perjuangan Sulawesi Utara (Sulut) Franky Wongkar.

Sulut, Gesuri.id - Sekretaris PDI Perjuangan Sulawesi Utara (Sulut) Franky Wongkar mengatakan PDI Perjuangan terbuka dengan calon dari eksternal partai. 

Baca Anies Baswedan Bolos Paripurna DPRD, Gubernur Rasa Dinsos

Namun, lanjutnya, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu memiliki mekanisme dan proses yang harus dilalui dalam setiap rekruitmen calon, baik itu di pemilihan legislatif maupun kepala daerah.

“Rekrutmen politik di PDI Perjuangan mengacu pada peraturan partai dari DPP yang memang dikeluarkan jelang tahapan pileg atau pilkada,” sebutnya, baru-baru ini. 

Ia mencontohkan dalam Pilkada dan Pileg tahun lalu, PDI Perjuangan melakukan penjaringan secara terbuka.

“Tapi diseleksi dan kandidat harus memenuhi persyaratan. Baik dari aturan yang dikeluarkan oleh partai atau persyaratan negara. Jadi ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon,” tandas Wongkar.

Sementara itu, beberapa pensiunan jenderal Polri dan TNI berdarah Minahasa (Kawanua) mencuat ke permukaan jelang Pemilu 2024. Mereka mulai tampil lewat stiker di angkutan umum.

Berdasarkan pantauan, seperti wajah mantan Kapolda Sulut yang dijuluki ‘pembasmi mafia’, Irjen Pol (Purn) Royke Lumowa serta mantan Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI (Purn) Wanti Waranei Franky Mamahit, terpampang di 'one way sticker' angkot di Manado bahkan Tomohon. 

Keduanya, ramai didorong warga maju menjadi calon gubernur (cagub).

Menurut Pengamat Politik Michael Mamentu, mereka harus memiliki kendaraan partai politik (parpol) untuk bisa ikut menjadi peserta Pilkada maupun Pemilu 2024.

Baca: Bupati Manokwari: Museum Jangan Hanya Sajikan Nilai Sejarah

Sekarang, lanjutnya, posisinya terbalik dimana kalau dulu partai yang mencari-cari, sekarang figur-figur yang mencari partai.

“Harus berproses dulu, kenalkan diri ke masyarakat. Kedua harus punya kendaraan atau parpol. Itu bukan kerjaan gampang. Kecuali ada kedekatan dengan partai. Kalau tidak, ya harus cari partai dulu. Itu ada ‘biaya’ politik. Kecuali partai kecil,” ujarnya.

Quote